Abstrak: Bakteri sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak dapat mengadsorbsi atau memb... more Abstrak: Bakteri sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak dapat mengadsorbsi atau membiaskan cahaya, sehingga digunakan zat warna untuk mewarnai bakteri tersebut atau latar belakangnya. Zat warna sintetik memiliki harga yang cukup mahal daripada pewarna alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pemanfaatan buah naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna alami untuk pewarnaan bakteri. Jenis penelitian ini bersifat quasi eksperimen dengan pengolahan data secara analisis deskriptif dengan 3 perlakuan yang masing-masing menggunakan 8 sampel. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kualitas hasil pewarnaan preparat bakteri Staphylococcus aureus dan E.Coli (E.Coli) dengan menggunakan air perasan daging buah naga diperoleh hasil sebanyak 4 slide preparat bakteri Staphylococcus aureus (33,33%) dan 4 slide preparat bakteri E. coli (33,33%) yang tidak terwarnai. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa buah naga (Hylocereus polyrhizus) tidak dapat digunakan sebagai pewarna alami untuk pewarnaan bakteri.
Abstrak: Bakteri sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak dapat mengadsorbsi atau memb... more Abstrak: Bakteri sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak dapat mengadsorbsi atau membiaskan cahaya, sehingga digunakan zat warna untuk mewarnai bakteri tersebut atau latar belakangnya. Zat warna sintetik memiliki harga yang cukup mahal daripada pewarna alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pemanfaatan buah naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna alami untuk pewarnaan bakteri. Jenis penelitian ini bersifat quasi eksperimen dengan pengolahan data secara analisis deskriptif dengan 3 perlakuan yang masing-masing menggunakan 8 sampel. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kualitas hasil pewarnaan preparat bakteri Staphylococcus aureus dan E.Coli (E.Coli) dengan menggunakan air perasan daging buah naga diperoleh hasil sebanyak 4 slide preparat bakteri Staphylococcus aureus (33,33%) dan 4 slide preparat bakteri E. coli (33,33%) yang tidak terwarnai. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa buah naga (Hylocereus polyrhizus) tidak dapat digunakan sebagai pewarna alami untuk pewarnaan bakteri.
Uploads
Papers by Dian Arifa