Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar pada pemahaman konsep serta pengemban... more Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar pada pemahaman konsep serta pengembangan keterampilan sosial dan berpikir kritis, sehingga dapat diterapkan untuk pemecahan masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Dari hasil tes pra siklus sebanyak 5 dari 17 siswa yang mencapai KKM dengan ketuntasan 29,41%. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif educational games. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua tindakan dengan empat tahap yang mengacu pada model Kemmis & McTaggart yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Simpeureum II yang berjumlah 16 siswa karena 1 siswa dinyatakan keluar. Data dikumpulkan melalui lembar kegiatan guru, lembar kegiatan siswa, dan tes pemahaman konsep siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan guru dan siswa mengalami peningkatan. Setelah data terkumpul dan dianalisis, dari data awal rata-rata 61,76 dengan ketuntasan 29,41% meningkat pada siklus I rata-rata menjadi 68,91 dengan ketuntasan 50%, dan kembali meningkat pada siklus II rata-rata menjadi 87,31 dengan ketuntasan 100%. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif educational games dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V SD Negeri Simpeureum II.
Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Al Husna (IFDS), diketahui bahwa proses... more Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Al Husna (IFDS), diketahui bahwa proses pembelajaran di kelas V masih bersifat konvensional sehingga kurang mengembangkan pola pikir dan kreatifitas siswa. Terdapat beberapa guru khususnya pada mata pelajaran IPS kelas V hanya berceramah dan siswa hanya mendengarkan, mencatat dan menghafalkan materi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS kelas VA dengan menggunakan model pembelajaran SAVI. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang digunakan berupa siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan  refleksi.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes kognitif dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah instrumen soal dan lembar observasi. Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada hasil belajar yang berdampak pada prestasi belajar si...
This article aimed to improve the understanding of the concept of purchase and sale in class III ... more This article aimed to improve the understanding of the concept of purchase and sale in class III Elementary School of Mekarjaya III through the application of information multiliterasi learning models. This research was classroom action research. This research was conducted in three cycles. The results showed that the percentage of classical completeness in the first cycle has average 63.2 with the percentage of classical completeness which was 48.5%. In the second cycle the average score of students were 70 with the percentage of classical completeness  63.6%. In the third cycle the average value of students were  81.2 with the percentage of classical completeness 87.9%. Then it can be concluded that the application of the multiliteration learning model of information on social studies subjects has success to increase the understanding of the concept purchase and sale in class III Elementary School of Mekarjaya III District Majalengka. Key words: Multiliteration Information Model,...
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Peningkatan kemampuan siswa dalam me... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan perkembangan teknologi dan transportasi melalui penerapan metode kooperatif jigsaw di SDN Winduhaji 1 Kec. Kuningan Kab. Kuningan (2) Kemampuan siswa setelah mengikuti metode kooperatif jigsaw. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tidakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Winduhaji 1 Kec. Kuningan Kab. Kuningan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus dimana tiap siklus terdiri dari 4 tindakan Adanya peningkatan dari siklus I ke silkus II karena dalam pelaksanaan disiklus II selalu mendapatkan perbaikan yang diperoleh dari refleksi disiklus I. Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat tentang proses penelitian pembelajaran mata pelajaran IPS Siklus I yang telah dilakukan memperoleh suatu peningkatan, hal ini dikarenakan siswa yang telah menguasai materi sejumlah 33 siswa. Hal ini dapat dilihat dari rincian nilai yang diperoleh siswa, yaitu siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 19 siswa, nilai 70 sebanyak 14 siswa, dan nilai 60 sebanyak 7 siswa. Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat tentang proses penelitian pembelajaran mata pelajaran IPS siklus II, terlihat adanya suatu kemajuan yang sangat signifikan, karena seluruh siswa telah menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari rincian nilai yang diperoleh siswa, yaitu siswa yang memperoleh nilai 10 sebanyak 3 siswa, nilai 90 sebanyak 12 siswa, nilai 80 sebanyak 15 siswa, dan nilai 70 sebanyak 10 siswa. Dengan demikian, penelitian pembelajaran dianggap berhasil dengan baik.
dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2017/2018.dalam dua siklus setiap siklus ada dua perte... more dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2017/2018.dalam dua siklus setiap siklus ada dua pertemuan. Subjek penelitian ini siswa kelas IV SDN Cigasong III yang berjumlah 25 siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Sementara instrument pengumpulan data menggunakan soal tes, lembar observasi dan dokumen. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS kelas IV SDN Cigasong III. Hasil belajar saat pratindakan, rata-rata kelas adalah 65,76 untuk ketuntasan ada 12 siswa atau 48% dan belum tuntas ada 13 siswa atau 52%. Hasil ini belum memenuhi KKM yaitu 70,00. Pada siklus I diperoleh peningkatan hasil rata-rata kelas71,92, ketuntasan ada 15 siswa atau 60% dan belum tuntas ada 10 siswa atau 40% berarti ada kenaikan nilai rata-rata pra tindakan ke siklus I sebesar 6,16, sedangkan siklus II hasilnya mengalami kenaikan lagi yaitu rata-rata kelas meningkat menjadi 76,90 dan ketuntasan ada 22 siswa atau 88% dan belum tuntas ada 3 siswa atau 12%, dengan demikian ada kenaikan rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 4,98. Selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran juga meningkat.Hal ini ditandai dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukkan pendapat. Kata kunci : Hasil Belajar IPS, Media Gambar.
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya nilai IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahay... more Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya nilai IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya pada tahun ajaran 2014/2015. KKM yang di tentukan adalah 70. Dari jumlah siswa sebanyak 34 siswa, dimana yang mencapai KKM hanya 9 siswa dan yang tidak mencapai KKM 25 sisswa, siswa yang mencapai KKM hanya 26,5% dengan rata-rata kelas 73,5%. Sedangkan pada tahun ajaran 2015/2016 KKM yang ditentukan masih sama dengan KKM tahun yang lalu yaitu 70, berdasarkan dokumen dengan jumlah 36 siswa yang mencapai KKM hanya 16 siswa dan yang tidak mencapai KKM berjumlah 20 siswa, siswa yang mencapai KKM 44.4 % dengan rata-rata kelas 56.5%. bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar materi sifatsifat cahaya dan manfaatnya pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan metode keterampilan proses dan implikasinya terhadap hasil belajar yang dicapai siswa kelas V SDN Cigasong III. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dimana penelitian ini di kelas V SDN Cigasong III sebanyak 36 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh berupa hasil tes sebagai data primer dan hasil observasi, wawancara serta dokumentasi sebagai bahan pendukung. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis hasil tes akhir setiap tindakan dan analisis deskriptif untuk hasil observasi setiap tindakan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode keterampilan proses implikasinya terhadap Hasil Belajar dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN Cigasong III. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai sebelum pemberian tindakan hingga siklus II. Nilai rata-rata kelas sebelum pemberian tindakan adalah 56,50 sedangkan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 44,40%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa 71,80 sedangkan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 69,40%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa 81,2 sedangkan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 91,70%. Kesimpulan, Adanya peningkatan motivasi belajar siswa materi sifat-sifat cahaya dan manfaatnya dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan metode keterampilan proses dan implikasinya terhadap hasi belajar yang dicapai siswa kelas V di SD Negeri Cigasong III
Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar adalah masalah lemahnya proses pembelajaran... more Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingat untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penting bagi guru untuk mengaplikasikan kegiatan pembelajaran yang menarik di kelas misalnya dengan cara menyapa siswa dengan ramah dan bersemangat, menciptakan suasana rileks, memotivasi siswa, dan menggunakan metode pembelajaran yang variatif.
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya pemahaman konsep siswa, bertujuan untuk mengetahu... more Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya pemahaman konsep siswa, bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa secara kognitif serta proses pembelajaran pada siswa kelas IV SDN Jagasari III melalui penerapan model cooperative learning tipe think pair share (TPS), Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana peneliti. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe think pair share (TPS) ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai dari sebelum pemberian tindakan hingga siklus III. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa sebelum pemberian tindakan adalah 58, sedangkan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 30%. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 69, sedangkan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 50%. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa mencapai 83 sedangkan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai mencapai ketuntasan belajar adalah 90%, dan pada siklus III, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 90, sedangkan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 95%. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe think pair share (TPS) dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SDN Jagasari III. Kata kunci: Pemahaman konsep siswa, model cooperative learning tipe think pair share (TPS)
The research aims to examine the effectiveness of understanding reading ability of elementary sch... more The research aims to examine the effectiveness of understanding reading ability of elementary school. It is between experimental classes implementing the PBL learning model and control classes applying direct instruction learning. This research uses quantitative approaches with experimental quasi methods. The research design uses Nonequivalent Control Groups Design (NCGD). The research subjects are primary schools in Depok District Cirebon Regency. The instruments are understanding reading worksheets. The data collection techniques are pre test and post test. It concludes that the PBL models are more effective in enhancing the reading comprehension skills than the control class using conventional learning. Keyword: problem based learning model, understanding reading ability Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran PBL dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran direct instruction. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Desain penelitian menggunakan Nonequivalent Control Groups Design (NCGD). Sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar yang berada di lingkungan UPT Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon. Instrumen berupa lembar soal membaca pemahaman. Teknik pengumpulan data yaitu prates dan post tes. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa model PBL lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kata kunci: model problem based learning, kemampuan membaca pemahaman.
Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
The character of Indonesian education today in practice is a rape of the inner and inner life of ... more The character of Indonesian education today in practice is a rape of the inner and inner life of children. As a result, children are damaged in character because they always live under duress / pressure. According to Ki Hadjar, such a way of educating will not be able to shape a person until he has a "personality". In line with this view, education in Indonesia should provide a sense of security, fun, calm, and provide a sense of happiness so that students are without coercion and naturally eat knowledge to the full. On the other hand, the macro life demands of the 21st century and the adoption of a new curriculum in Indonesia in micro terms requires education to produce graduates who have the competence of life in the 21st century. Entering the 21st century technological advances have entered various facets of life, not least in the field of education. The characteristics of the 21st century are characterized by the growing development of the world in the field of science...
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan terhadap proses pembelajaran yang berdampak terhadap ... more Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan terhadap proses pembelajaran yang berdampak terhadap hasil belajar siswa, diantaranya pembelajaran yang dilakukan masih terpusat pada guru serta penggunaan media pembelajaran kurang maksimal dan hanya terpaku pada buku pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan media flash card. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dan peneliti yang dilaksanakan dalam dua tindakan pada setiap siklusnya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN I Pesanggrahan sebanyak 26 orang siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar tes evaluasi, lembar observasi siswa, lembar observasi guru dan foto kegiatan. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu adanya peningkatan pada hasil belajar siswa. Nilai rata-rata siswa se...
Abstrak Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental... more Abstrak Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental maupun pelecehan seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak biasanya adalah orang yang memiliki hubungan dekat dengan si anak, seperti keluarga, guru maupun teman sepermainannya atau sebayanya sendiri. Tentunya ini juga memicu trauma pada anak, misalnya menolak pergi ke sekolah setelah tubuhnya dihajar oleh gurunya sendiri.Kondisi ini amatlah memprihatinkan, namun bukan berarti tidak ada penyelesaiannya. Perlu koordinasi yang tepat di lingkungan sekitar anak terutama pada lingkungan keluarga untuk mendidik anak tanpa menggunakan kekerasan, menyeleksi tayangan televisi maupun memberikan perlindungan serta kasih sayang agar anak tersebut tidak menjadi anak yang suka melakukan kekerasan nantinya. Tentunya kita semua tidak ingin negeri ini dipimpin oleh pemimpin bangsa yang menyelesaikan kekerasan terhadap rakyatnya.Melihat kejadian kasus kekerasan seksual pada anak dilihat sangat ironis sekali, dimana moral dan agama itu tidak lagi menjadi pedoman dalam keluarga. Sehingga banyak terjadi dimana-mana kekerasan seksual terutama terhadap anak. ini disebabkan oleh lemahnya pendidikan moral dan agama yang diajarkan oleh orang tua didalam keluarga. Orang tua seharusnya berperan penting dalam mendidik anak khususnya tentang akhlak dan moral.Keluarga merupakan struktur terkecil dari lingkungan sosial, yang mana didalamnya ada orang tua yang mempunyai peranan penting dalam mendidik dan membimbing anak dari segi moral dan agama. Dengan bimbingan orangtua diharapkan segi moral dan agama anak lebih baik sehingga mampu mengatasi penyimpangan moral dan agama seperti kekerasan seksual pada anak tersebut. Kemudian orang tua membekali pengetahuan dan nilai-nilai yang betul, yang mana pengetahuan itu adalah hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan yang dilakukan setelah dewasa, pengetahuan ini diberikan kepada anak sejak usia muda pada umur 12-16 tahun, hubungan seksual ini hanya diperbolehkan pada usia 21 tahun dengan ikatan pernikahan. Kata kunci: kekerasan seksual, dunia pendidikan A. Latar Belakang Anak adalah tumpuan dan harapan orang tua. Anak jugalah yang akan menjadi penerus bangsa ini. Sedianya, wajib dilindungi maupun diberikan kasih sayang. Namun fakta berbicara lain. Maraknya kasus kekerasan pada anak sejak beberapa tahun ini seolah membalikkan pendapat bahwa anak perlu dilindungi. Begitu banyak anak yang menjadi korban kekerasan keluarga, lingkungan maupun masyarakat dewasa ini.Pasal 28b ayat 2 menyatakan bahwa " Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi ". Namun apakah pasal tersebut sudah dilaksanakan dengan benar? Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia masih jauh dari kondisi yang disebutkan dalam pasal tersebut. Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental maupun pelecehan seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak biasanya adalah orang yang memiliki hubungan dekat dengan si anak, seperti keluarga, guru maupun teman sepermainannya atau sebayanya sendiri. Tentunya ini juga memicu trauma pada anak, misalnya
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar pada pemahaman konsep serta pengemban... more Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar pada pemahaman konsep serta pengembangan keterampilan sosial dan berpikir kritis, sehingga dapat diterapkan untuk pemecahan masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Dari hasil tes pra siklus sebanyak 5 dari 17 siswa yang mencapai KKM dengan ketuntasan 29,41%. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif educational games. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua tindakan dengan empat tahap yang mengacu pada model Kemmis & McTaggart yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Simpeureum II yang berjumlah 16 siswa karena 1 siswa dinyatakan keluar. Data dikumpulkan melalui lembar kegiatan guru, lembar kegiatan siswa, dan tes pemahaman konsep siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan guru dan siswa mengalami peningkatan. Setelah data terkumpul dan dianalisis, dari data awal rata-rata 61,76 dengan ketuntasan 29,41% meningkat pada siklus I rata-rata menjadi 68,91 dengan ketuntasan 50%, dan kembali meningkat pada siklus II rata-rata menjadi 87,31 dengan ketuntasan 100%. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif educational games dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V SD Negeri Simpeureum II.
Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Al Husna (IFDS), diketahui bahwa proses... more Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Al Husna (IFDS), diketahui bahwa proses pembelajaran di kelas V masih bersifat konvensional sehingga kurang mengembangkan pola pikir dan kreatifitas siswa. Terdapat beberapa guru khususnya pada mata pelajaran IPS kelas V hanya berceramah dan siswa hanya mendengarkan, mencatat dan menghafalkan materi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS kelas VA dengan menggunakan model pembelajaran SAVI. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang digunakan berupa siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan  refleksi.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes kognitif dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah instrumen soal dan lembar observasi. Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada hasil belajar yang berdampak pada prestasi belajar si...
This article aimed to improve the understanding of the concept of purchase and sale in class III ... more This article aimed to improve the understanding of the concept of purchase and sale in class III Elementary School of Mekarjaya III through the application of information multiliterasi learning models. This research was classroom action research. This research was conducted in three cycles. The results showed that the percentage of classical completeness in the first cycle has average 63.2 with the percentage of classical completeness which was 48.5%. In the second cycle the average score of students were 70 with the percentage of classical completeness  63.6%. In the third cycle the average value of students were  81.2 with the percentage of classical completeness 87.9%. Then it can be concluded that the application of the multiliteration learning model of information on social studies subjects has success to increase the understanding of the concept purchase and sale in class III Elementary School of Mekarjaya III District Majalengka. Key words: Multiliteration Information Model,...
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Peningkatan kemampuan siswa dalam me... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan perkembangan teknologi dan transportasi melalui penerapan metode kooperatif jigsaw di SDN Winduhaji 1 Kec. Kuningan Kab. Kuningan (2) Kemampuan siswa setelah mengikuti metode kooperatif jigsaw. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tidakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Winduhaji 1 Kec. Kuningan Kab. Kuningan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus dimana tiap siklus terdiri dari 4 tindakan Adanya peningkatan dari siklus I ke silkus II karena dalam pelaksanaan disiklus II selalu mendapatkan perbaikan yang diperoleh dari refleksi disiklus I. Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat tentang proses penelitian pembelajaran mata pelajaran IPS Siklus I yang telah dilakukan memperoleh suatu peningkatan, hal ini dikarenakan siswa yang telah menguasai materi sejumlah 33 siswa. Hal ini dapat dilihat dari rincian nilai yang diperoleh siswa, yaitu siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 19 siswa, nilai 70 sebanyak 14 siswa, dan nilai 60 sebanyak 7 siswa. Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat tentang proses penelitian pembelajaran mata pelajaran IPS siklus II, terlihat adanya suatu kemajuan yang sangat signifikan, karena seluruh siswa telah menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari rincian nilai yang diperoleh siswa, yaitu siswa yang memperoleh nilai 10 sebanyak 3 siswa, nilai 90 sebanyak 12 siswa, nilai 80 sebanyak 15 siswa, dan nilai 70 sebanyak 10 siswa. Dengan demikian, penelitian pembelajaran dianggap berhasil dengan baik.
dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2017/2018.dalam dua siklus setiap siklus ada dua perte... more dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2017/2018.dalam dua siklus setiap siklus ada dua pertemuan. Subjek penelitian ini siswa kelas IV SDN Cigasong III yang berjumlah 25 siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Sementara instrument pengumpulan data menggunakan soal tes, lembar observasi dan dokumen. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS kelas IV SDN Cigasong III. Hasil belajar saat pratindakan, rata-rata kelas adalah 65,76 untuk ketuntasan ada 12 siswa atau 48% dan belum tuntas ada 13 siswa atau 52%. Hasil ini belum memenuhi KKM yaitu 70,00. Pada siklus I diperoleh peningkatan hasil rata-rata kelas71,92, ketuntasan ada 15 siswa atau 60% dan belum tuntas ada 10 siswa atau 40% berarti ada kenaikan nilai rata-rata pra tindakan ke siklus I sebesar 6,16, sedangkan siklus II hasilnya mengalami kenaikan lagi yaitu rata-rata kelas meningkat menjadi 76,90 dan ketuntasan ada 22 siswa atau 88% dan belum tuntas ada 3 siswa atau 12%, dengan demikian ada kenaikan rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 4,98. Selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran juga meningkat.Hal ini ditandai dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukkan pendapat. Kata kunci : Hasil Belajar IPS, Media Gambar.
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya nilai IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahay... more Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya nilai IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya pada tahun ajaran 2014/2015. KKM yang di tentukan adalah 70. Dari jumlah siswa sebanyak 34 siswa, dimana yang mencapai KKM hanya 9 siswa dan yang tidak mencapai KKM 25 sisswa, siswa yang mencapai KKM hanya 26,5% dengan rata-rata kelas 73,5%. Sedangkan pada tahun ajaran 2015/2016 KKM yang ditentukan masih sama dengan KKM tahun yang lalu yaitu 70, berdasarkan dokumen dengan jumlah 36 siswa yang mencapai KKM hanya 16 siswa dan yang tidak mencapai KKM berjumlah 20 siswa, siswa yang mencapai KKM 44.4 % dengan rata-rata kelas 56.5%. bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar materi sifatsifat cahaya dan manfaatnya pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan metode keterampilan proses dan implikasinya terhadap hasil belajar yang dicapai siswa kelas V SDN Cigasong III. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dimana penelitian ini di kelas V SDN Cigasong III sebanyak 36 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh berupa hasil tes sebagai data primer dan hasil observasi, wawancara serta dokumentasi sebagai bahan pendukung. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis hasil tes akhir setiap tindakan dan analisis deskriptif untuk hasil observasi setiap tindakan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode keterampilan proses implikasinya terhadap Hasil Belajar dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN Cigasong III. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai sebelum pemberian tindakan hingga siklus II. Nilai rata-rata kelas sebelum pemberian tindakan adalah 56,50 sedangkan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 44,40%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa 71,80 sedangkan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 69,40%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa 81,2 sedangkan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 91,70%. Kesimpulan, Adanya peningkatan motivasi belajar siswa materi sifat-sifat cahaya dan manfaatnya dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan metode keterampilan proses dan implikasinya terhadap hasi belajar yang dicapai siswa kelas V di SD Negeri Cigasong III
Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar adalah masalah lemahnya proses pembelajaran... more Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingat untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penting bagi guru untuk mengaplikasikan kegiatan pembelajaran yang menarik di kelas misalnya dengan cara menyapa siswa dengan ramah dan bersemangat, menciptakan suasana rileks, memotivasi siswa, dan menggunakan metode pembelajaran yang variatif.
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya pemahaman konsep siswa, bertujuan untuk mengetahu... more Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya pemahaman konsep siswa, bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa secara kognitif serta proses pembelajaran pada siswa kelas IV SDN Jagasari III melalui penerapan model cooperative learning tipe think pair share (TPS), Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana peneliti. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe think pair share (TPS) ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai dari sebelum pemberian tindakan hingga siklus III. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa sebelum pemberian tindakan adalah 58, sedangkan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 30%. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 69, sedangkan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 50%. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa mencapai 83 sedangkan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai mencapai ketuntasan belajar adalah 90%, dan pada siklus III, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa adalah 90, sedangkan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 95%. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe think pair share (TPS) dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SDN Jagasari III. Kata kunci: Pemahaman konsep siswa, model cooperative learning tipe think pair share (TPS)
The research aims to examine the effectiveness of understanding reading ability of elementary sch... more The research aims to examine the effectiveness of understanding reading ability of elementary school. It is between experimental classes implementing the PBL learning model and control classes applying direct instruction learning. This research uses quantitative approaches with experimental quasi methods. The research design uses Nonequivalent Control Groups Design (NCGD). The research subjects are primary schools in Depok District Cirebon Regency. The instruments are understanding reading worksheets. The data collection techniques are pre test and post test. It concludes that the PBL models are more effective in enhancing the reading comprehension skills than the control class using conventional learning. Keyword: problem based learning model, understanding reading ability Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran PBL dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran direct instruction. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Desain penelitian menggunakan Nonequivalent Control Groups Design (NCGD). Sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar yang berada di lingkungan UPT Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon. Instrumen berupa lembar soal membaca pemahaman. Teknik pengumpulan data yaitu prates dan post tes. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa model PBL lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kata kunci: model problem based learning, kemampuan membaca pemahaman.
Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
The character of Indonesian education today in practice is a rape of the inner and inner life of ... more The character of Indonesian education today in practice is a rape of the inner and inner life of children. As a result, children are damaged in character because they always live under duress / pressure. According to Ki Hadjar, such a way of educating will not be able to shape a person until he has a "personality". In line with this view, education in Indonesia should provide a sense of security, fun, calm, and provide a sense of happiness so that students are without coercion and naturally eat knowledge to the full. On the other hand, the macro life demands of the 21st century and the adoption of a new curriculum in Indonesia in micro terms requires education to produce graduates who have the competence of life in the 21st century. Entering the 21st century technological advances have entered various facets of life, not least in the field of education. The characteristics of the 21st century are characterized by the growing development of the world in the field of science...
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan terhadap proses pembelajaran yang berdampak terhadap ... more Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan terhadap proses pembelajaran yang berdampak terhadap hasil belajar siswa, diantaranya pembelajaran yang dilakukan masih terpusat pada guru serta penggunaan media pembelajaran kurang maksimal dan hanya terpaku pada buku pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan media flash card. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dan peneliti yang dilaksanakan dalam dua tindakan pada setiap siklusnya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN I Pesanggrahan sebanyak 26 orang siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar tes evaluasi, lembar observasi siswa, lembar observasi guru dan foto kegiatan. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu adanya peningkatan pada hasil belajar siswa. Nilai rata-rata siswa se...
Abstrak Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental... more Abstrak Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental maupun pelecehan seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak biasanya adalah orang yang memiliki hubungan dekat dengan si anak, seperti keluarga, guru maupun teman sepermainannya atau sebayanya sendiri. Tentunya ini juga memicu trauma pada anak, misalnya menolak pergi ke sekolah setelah tubuhnya dihajar oleh gurunya sendiri.Kondisi ini amatlah memprihatinkan, namun bukan berarti tidak ada penyelesaiannya. Perlu koordinasi yang tepat di lingkungan sekitar anak terutama pada lingkungan keluarga untuk mendidik anak tanpa menggunakan kekerasan, menyeleksi tayangan televisi maupun memberikan perlindungan serta kasih sayang agar anak tersebut tidak menjadi anak yang suka melakukan kekerasan nantinya. Tentunya kita semua tidak ingin negeri ini dipimpin oleh pemimpin bangsa yang menyelesaikan kekerasan terhadap rakyatnya.Melihat kejadian kasus kekerasan seksual pada anak dilihat sangat ironis sekali, dimana moral dan agama itu tidak lagi menjadi pedoman dalam keluarga. Sehingga banyak terjadi dimana-mana kekerasan seksual terutama terhadap anak. ini disebabkan oleh lemahnya pendidikan moral dan agama yang diajarkan oleh orang tua didalam keluarga. Orang tua seharusnya berperan penting dalam mendidik anak khususnya tentang akhlak dan moral.Keluarga merupakan struktur terkecil dari lingkungan sosial, yang mana didalamnya ada orang tua yang mempunyai peranan penting dalam mendidik dan membimbing anak dari segi moral dan agama. Dengan bimbingan orangtua diharapkan segi moral dan agama anak lebih baik sehingga mampu mengatasi penyimpangan moral dan agama seperti kekerasan seksual pada anak tersebut. Kemudian orang tua membekali pengetahuan dan nilai-nilai yang betul, yang mana pengetahuan itu adalah hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan yang dilakukan setelah dewasa, pengetahuan ini diberikan kepada anak sejak usia muda pada umur 12-16 tahun, hubungan seksual ini hanya diperbolehkan pada usia 21 tahun dengan ikatan pernikahan. Kata kunci: kekerasan seksual, dunia pendidikan A. Latar Belakang Anak adalah tumpuan dan harapan orang tua. Anak jugalah yang akan menjadi penerus bangsa ini. Sedianya, wajib dilindungi maupun diberikan kasih sayang. Namun fakta berbicara lain. Maraknya kasus kekerasan pada anak sejak beberapa tahun ini seolah membalikkan pendapat bahwa anak perlu dilindungi. Begitu banyak anak yang menjadi korban kekerasan keluarga, lingkungan maupun masyarakat dewasa ini.Pasal 28b ayat 2 menyatakan bahwa " Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi ". Namun apakah pasal tersebut sudah dilaksanakan dengan benar? Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia masih jauh dari kondisi yang disebutkan dalam pasal tersebut. Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental maupun pelecehan seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak biasanya adalah orang yang memiliki hubungan dekat dengan si anak, seperti keluarga, guru maupun teman sepermainannya atau sebayanya sendiri. Tentunya ini juga memicu trauma pada anak, misalnya
Uploads
Papers by Ari Yanto