Papers by Anna Tjandrajani

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang.Keterlambatan perkembangan umum (KPU) pada pasien dengan fisik normal dan tidak ad... more Latar belakang.Keterlambatan perkembangan umum (KPU) pada pasien dengan fisik normal dan tidak ada riwayat penyakit berat atau penyakit penyerta lainnya seringkali tidak terdeteksi sejak dini. Keluhan utama orang tua seringkali menjadi prediktor mengenai keterlambatan atau gangguan perkembangan pada anak. Tidak jarang klinisi melakukan stimulasi dan intervensi hanya berdasarkan keluhan utama tanpa menilai perkembangan lain dan hal tersebut akan menyebabkan tata laksana yang tidak optimal. Tujuan.Mengetahui sebaran keluhan utama dan area yang mengalami keterlambatan. Metode.Desain penelitian deskriptif retrospektif dari rekam medik pada pasien baru berusia 0-5 tahun dengan KPU di Klinik Khusus Tumbuh Kembang (KKTK) RSAB Harapan Kita, pada Januari 2008 sampai dengan Desember 2009. Hasil.Terdapat 187 (30,9%) pasien baru dengan keterlambatan perkembangan umum, dan 94 (50,3%) kasus adalah KPU tanpa penyakit penyerta. Keluhan utama pasien KPU tanpa penyakit penyerta adalah gangguan bicara...

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang. Keterlambatan berbicara dan berbahasa adalah masalah yang cukup umum pada anakana... more Latar belakang. Keterlambatan berbicara dan berbahasa adalah masalah yang cukup umum pada anakanakusia 2-5 tahun. Prevalensi dari keterlambatan berbicara dan berbahasa bervariasi antara 1%-32% padapopulasi normal, dipengaruhi berbagai faktor dan menurut metode yang digunakan untuk mendiagnosis.Keterlambatan dalam gangguan perkembangan berbicara dapat merupakan gejala dari berbagai penyakit,seperti keterbelakangan mental, gangguan pendengaran, gangguan bahasa ekspresif, autisme, selektifmutisme, afasia reseptif dan cerebral palsy, dan penyakit lainnya. Gangguan berbicara mungkin sekunderkarena keterlambatan perkembangan atau disebabkan bilingualisme.Tujuan. Mengetahui karakteristik keterlambatan bicara di Klinik Khusus Tumbuh Kembang (KKTB)RSAB Harapan Kita, Jakarta.Metode. Desain penelitian deskriptif retrospektif dari rekam medik pasien baru berusia 1-5 tahun yangdatang ke KKTK RSAB Harapan Kita pada Januari 2008 sampai dengan Desember 2009.Hasil. Terdapat 260 pasien baru dengan ke...

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang. Diagnosis epilepsi berdasarkan klasifikasi The International League Against Epile... more Latar belakang. Diagnosis epilepsi berdasarkan klasifikasi The International League Against Epilepsy(ILAE) 1981 cukup sederhana, namun klinisi kesulitan dalam mengelompokkan karena satu pasien mungkin mengalami lebih dari satu tipe kejang. Maka ILAE 1989 membuat klasifikasi baru untuk memudahkan diagnosis tanpa menggantikan klasifikasi dan definisi sindrom epilepsi sebagai kumpulan tanda dan gejala gangguan epilepsi. Di RSAB Harapan Kita Jakarta belum ada data sindrom epilepsi, hal tersebut menjadi pertimbangan dilakukan penelitian ini. Tujuan.Menilai karakteristik pasien epilepsy anak dan mengelompokkan sindrom epilepsi sesuai klasifikasi ILAE 1989.Metode.Penelitian dengan desain deskriptif, retrospektif menggunakan data rekam medis kasus epilepsi atau kejang tanpa demam yang datang berobat ke RSAB Harapan Kita, pada Januari 2008 sampai dengan Desember 2010. Hasil.Dijumpai 141 pasien anak dengan data riwayat penyakit, pemeriksaan fisis, dan EEG lengkap. Didapatkan 54,6% pasien adal...

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang.Kejang demam adalah penyakit yang sering dijumpai pada anak. Rekurensi kejang dema... more Latar belakang.Kejang demam adalah penyakit yang sering dijumpai pada anak. Rekurensi kejang demam sering terjadi pada anak dan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini dapat membantu untuk meramalkan terjadinya rekurensi kejang demam pada pasien.Tujuan.Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi rekurensi kejang demam. Metode.Desain penelitian kohort retrospektif. Data diambil dari rekam medis Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita pada tahun 2008-2010. Responden penelitian adalah anak dengan kejang demam yang dirawat di rumah sakit. Hasil.Terdapat 86 pasien dengan kejang demam, 41 (47,7%) pasien di antaranya mengalami kejang demam berulang. Hasil penelitian mendapatkan rekurensi kejang demam terjadi 2,7 kali pada pasien yang menderita kejang pertama kali pada usia kurang dari 12 bulan, 3,2 kali pada pasien yang mempunyai riwayat keluarga dengan kejang demam, 4,4 kali pada pasien yang demam dengan suhu kurang dari 39OC, dan 1,4 kali pada pasien dengan keja...
Uploads
Papers by Anna Tjandrajani