Pemikiran Filsafat Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali dan Perkembangan pemikiran filsafat Islam tid... more Pemikiran Filsafat Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali dan Perkembangan pemikiran filsafat Islam tidak terlepas dari pengaruh gerakan penerjemahan yang dipelopori oleh khilafah al-Makmun (813-833M). Beragam naskah Yunani dari macam-macam ilmu pengetahuan seperti ilmu fisika, logika, kedokteran, termasuk naskah-naskah filsafat diterjemahkan ke dalam bahasa arab dan bahasa Syiria. Untuk keperluan penerjemahan, al-Makmun mendirikan Bait al-Hikmah di Bagdad. Lembaga ini dipimpin oleh seorng Kristen dari Hirah yang bernama Hunain ibn Ishaq. Ia pernah ke Yunani dan berlajar bahasa Yunani. Selain menguasai bahasa Arab dan Yunani, Hunain juga menguasai bahasa Siriak (Siryani), yang di jaman itu merupakan salah satu bahasa ilmiah. Karya-karya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab adalah karangan Aristoteles, Plato, dan buku-buku mengenai Neo-Platonisme. Penerjemah lainnya adalah Abu Bisyr Matta yang kemudian menjadi guru al-Farabi. Darinya al-Farobi belajar ilmu matematika, fisika, bahasa, logika hingga filsafat. Dengan keilmuan keislaman dan filsafat inilah, al-Farobi berhasil mempertemukan dan menyatukan teori Penggerak Pertama Aristoteles berdasarkan dalil wajib al-wujud yaitu Allah sang Pencipta. Teori ini kemudian membuka wawasan filsafat bagi Ibnu Sina, ia pun mulai mengembangkan dan memperkuat teori ini. Namun demikian, teori ini menuai kritik dari al-Ghazali yang ia tuangkan dalam kitabnya Tahafut-al Falasifah.
Pemikiran Filsafat Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali dan Perkembangan pemikiran filsafat Islam tid... more Pemikiran Filsafat Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali dan Perkembangan pemikiran filsafat Islam tidak terlepas dari pengaruh gerakan penerjemahan yang dipelopori oleh khilafah al-Makmun (813-833M). Beragam naskah Yunani dari macam-macam ilmu pengetahuan seperti ilmu fisika, logika, kedokteran, termasuk naskah-naskah filsafat diterjemahkan ke dalam bahasa arab dan bahasa Syiria. Untuk keperluan penerjemahan, al-Makmun mendirikan Bait al-Hikmah di Bagdad. Lembaga ini dipimpin oleh seorng Kristen dari Hirah yang bernama Hunain ibn Ishaq. Ia pernah ke Yunani dan berlajar bahasa Yunani. Selain menguasai bahasa Arab dan Yunani, Hunain juga menguasai bahasa Siriak (Siryani), yang di jaman itu merupakan salah satu bahasa ilmiah. Karya-karya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab adalah karangan Aristoteles, Plato, dan buku-buku mengenai Neo-Platonisme. Penerjemah lainnya adalah Abu Bisyr Matta yang kemudian menjadi guru al-Farabi. Darinya al-Farobi belajar ilmu matematika, fisika, bahasa, logika hingga filsafat. Dengan keilmuan keislaman dan filsafat inilah, al-Farobi berhasil mempertemukan dan menyatukan teori Penggerak Pertama Aristoteles berdasarkan dalil wajib al-wujud yaitu Allah sang Pencipta. Teori ini kemudian membuka wawasan filsafat bagi Ibnu Sina, ia pun mulai mengembangkan dan memperkuat teori ini. Namun demikian, teori ini menuai kritik dari al-Ghazali yang ia tuangkan dalam kitabnya Tahafut-al Falasifah.
Uploads
Papers by Achyd Mj
Penerjemah lainnya adalah Abu Bisyr Matta yang kemudian menjadi guru al-Farabi. Darinya al-Farobi belajar ilmu matematika, fisika, bahasa, logika hingga filsafat.
Dengan keilmuan keislaman dan filsafat inilah, al-Farobi berhasil mempertemukan dan menyatukan teori Penggerak Pertama Aristoteles berdasarkan dalil wajib al-wujud yaitu Allah sang Pencipta. Teori ini kemudian membuka wawasan filsafat bagi Ibnu Sina, ia pun mulai mengembangkan dan memperkuat teori ini. Namun demikian, teori ini menuai kritik dari al-Ghazali yang ia tuangkan dalam kitabnya Tahafut-al Falasifah.
Penerjemah lainnya adalah Abu Bisyr Matta yang kemudian menjadi guru al-Farabi. Darinya al-Farobi belajar ilmu matematika, fisika, bahasa, logika hingga filsafat.
Dengan keilmuan keislaman dan filsafat inilah, al-Farobi berhasil mempertemukan dan menyatukan teori Penggerak Pertama Aristoteles berdasarkan dalil wajib al-wujud yaitu Allah sang Pencipta. Teori ini kemudian membuka wawasan filsafat bagi Ibnu Sina, ia pun mulai mengembangkan dan memperkuat teori ini. Namun demikian, teori ini menuai kritik dari al-Ghazali yang ia tuangkan dalam kitabnya Tahafut-al Falasifah.