RANGKUMAN :
AGENDA 1
1. Materi Wawasan Kebangsaan
Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD
1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi,
kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh
karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar dan sumber hukum bagi Batang-
tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
apapun yang akan atau mungkin dibuat. Norma- norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi
Republik Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusuri pada
Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat (4) alinea.
Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar
lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi
kerangka dasar hukum sistem administrasi Negara Republik Indonesia pada umumnya, atau
khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencakup aspek kelembagaan,
aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya. Wawasan Kebangsaan adalah cara
pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang
dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national
system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat
yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara:
1. Pancasila
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalamarti sebagai dasar ideologi
maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Kepustakaan hukum di Indonesia menjelaskan istilah Negara hukum sudah sangat popular. Pada
umumnya istilah tersebut dianggap merupakan terjemahan yang tepat dari dua istilah yaitu
rechtstaat dan the rule of law. Istilah Rechstaat (yang dilawankan dengan Matchstaat) memang
muncul di dalam penjelasan UUD 1945 yakni sebagai kunci pokok pertama dari system
Pemerintahan Negara yang berbunyi “Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum
(rechstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtstaat)”. Kalau kita lihat di dalam
UUD 1945 BAB I tentang Bentuk dan Kedaulatan pasal 1 hasil Amandemen yang ketiga
tahu 2001, berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara hukum”. Dari teori mengenai unsur-
unsur Negara hukum, apabila dihubungkan dengan Negara hukum Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa oleh Mpu Tantular
pada dasarnya adalah sebuah pernyataan daya kreatif dalam paya mengatasi
keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan, sehubungan dengan usaha bina negara kerajaan
Majapahit kala itu. Di kemudian hari, rumusan tersebut telah memberikan nilai-nilai inspiratif
terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan, dan bahkan telah berhasil
menumbuhkan rasa dan semangat persatuan masyarakat indonesia. Itulah sebab
mengapa akhirnya Bhinneka Tunggal Ika – Kakawin Sutasoma (Purudasanta) diangkat
menjadi semboyan yang diabadikan lambang NKRI Garuda Pancasila.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lahir
pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara, mengingat saat itu Negara
Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk
itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya 16
negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil
Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah
menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya.
2. Analisis Isu Kontemporer
Analisis Isu Kontemporer
1. Modal untuk menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis:
Modal Intelektual
Modal Emosional
Modal Sosial
Modal Ketabahan
Modal Etika/Moral
Modal Kesehatan
2. Isu – Isu Strategis Kontemporer
Korupsi
Narkoba
Terorisme dan Radikalisme
Money Loundrey
Proxy War
Kejahatan Mass Communcation
3. Memahami Isu Kritikal dipandang sebagai anak topic yang berhubungan dengan kesadaran
public.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Suatu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang baik secara fisik, mental
maupun social dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan sikap secara ikhlas dan sadar disertai
kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
negara kesatuan republik indonesia (NKRI) berdasarkan pancasila dan undang-
undang dasar tahun 1945 untuk menjaga, merawat dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan,
pendidikan, dan/ atau pelatihan kepada warga negara guna
menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela
Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan yang ditujukan
bagi Warga Negara yang bekerja pada : lembaga Negara, kementerian/
lembaga pemerintah nonkementerian dan pemerintah daerah, Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, badan usaha milik Negara
badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, dan badan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
AGENDA 2
1. Berorientasi Pelayanan
Merupakan komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan ramah,
cekatan, solutif, dan dapat diandalkan serta melakukan perbaikan tanpa henti.
Indikatornya : Responsivitas, Kualitas, Kepuasan. Contoh : Menerepkan 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dalam pelayanan.
Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat
merupakan muara dari reformasi birokrasi, sebagaimana tertulis dalam
peraturan presiden nomor 81 tahun 2010 tentang grand design reformasi
birokrasi 2010-2025, yang menyatakan bahwa visi reformasi birokrasi adalah
pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan pelayanan publik yang
berkualitas.
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam uu pelayanan
publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Adapun beberapa nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku berorientasi pelayanan yang kedua ini diantaranya: 1) memelihara dan
menjunjung tinggi standar etika yang luhur; 2) memiliki kemampuan dalam
melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan 3) memberikan layanan
kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami.
Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting,
tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering
disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan
dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua prinsip
tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan
layanang kepada masyarakat. Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem
yang memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu
sendiri, dan Transparansi. Integritas adalah konsepnya telah disebut filsuf Yunani kuno, Plato,
dalam The Republic sekitar 25 abad silam, adalah tiang utama dalam kehidupan bernegara.
Semua elemen bangsa harus memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara
negara, pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya.
Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila
bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat
membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel.
3. Kompeten
a. Tantangan Lingkungan Strategis
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian
baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja
organisasi lebih lambat, dibandingkan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
b. Kebijakan Pembangunan Aparatur
Prinsip pengelolaan ASN berbasis sistem merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN memenuhi
kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang
diskriminatif. Pembangunan aparatur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia, yang
dicirikan dengan pelayanan public yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif
dan efisien. Delapan karaterisrik relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini
ialah integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global,IT dan bahasa asing, hospitality,
networking, dan entrepreneurship.
c. Pengembangan Kompetensi
Konsepsi kompetensi meliputi tiga aspek penting dan berkaitan dengan perilaku kompetensi
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Sesuai peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi teknis, manajerial dan sosial kultural. Salah satu kebijakan penting
dengan berlakunya UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni adanya pengembangan pegawai
sekurang-kurangnya 20 jam pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 jam perlajaran bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
d. Perilaku Kompeten
Perilaku kompeten ditunjukkan dengan: berkinerja yang BerAKHLAK, meningkatkan
kompetensi diri, membantu orang lain belajar, melakukan kerja terbaik.
4. Harmonis
Merupakan sikap saling peduli dan menghargai perbedaan. Peduli dan menghargai setiap orang
apapun latarbelakangnya, suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Indikatornya : Peduli, Perbedaan, Selaras Contoh : Menghargai pendapat rekan sejawat dalam rangka
pengambilan keputusan. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga
menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan
perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang
sewaktu bias menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan
bangsa.
a. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri
bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam
Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan
berbangsa tersebut.
b. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/ etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu.
Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik
harus berubah, Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan; Kedua, berubah dari
’wewenang’ menjadi ’peranan’ Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah.
c. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu
organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai
bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan
susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN dilingkungan bekerja dan
bermasyarakat.
5. Loyal
a. Konsep Loyal
Bagi seorang ASN, loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita
organisasi, dan kepada NKRI. Loyal sebagai core values ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan panduan memegang teguh ideologi
Pancasila, UUD 1945, setia kepada pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesame ASN,
pimpinan instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan negara.
b. Panduan Perilaku Loyal
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk ASN terhadap bangsa dan negaranya dapat
diwujudkan dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar bela dengan dalam kehidupan
sehari-harinya.
c. Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah
Berdasarkan pasal 10 Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
seorang ASN memiliki 3 fungsi, yaitu: sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta
perangkat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut
merupakan perwujudan dari implementasi nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun
sebagai bagian dari organisasi pemerintah.
6. Adaptif
Merupakan sikap terus berinovasi dan antusias terhadap perubahan yang
lebih baik.
Mampu menyesuaikan diri secara cepat dalam menghadapi perubahan, terus
berinovasi dan
mengembangkan kreativitas dan bertindak proaktif.
a. Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi
dan individu
di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup,
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
b. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas
yang tumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi.
Didalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi
dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
c. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal,
seperti diantaranya tujuan organisasi tingkat kepercayaan, perilaku
tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.
d. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk
membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai
tujuannya.
7. Kolaboratif
Konsep Kolaborasi, Praktik Dan Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintah WoG adalah sebuah
pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya kolaboratif pemerintah dari
seluruh sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Berdasarkan kerentuan Pasal
34 ayat (4) Undangundang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa
“Penyelenggaraan pemerintah yang melibatkan kewenangan lintas badan dan/atau pejabat
pemerintah yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan”.
AGENDA 3
1. SMART ASN
A. Literasi Digital
a. Percepatan Transformasi Digital
Menurut Vial (2019), transformasi digital memberikan lebih banyak informasi,
komputasi, komunikasi, dan konektivitas yang memungkinkan berbagai bentuk
kolaborasi baru di dalam jaringan dengan aktor yang terdiversifikasi.
b. Pengertian Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan
(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi,
diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013). Ini
mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi
TIK, literasi informasi dan literasi media.
c. Pilar Literasi Digital
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembang-kan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam
kehidupan sehari-hari. Sementara itu,kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu
dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan pirantilunak TIK serta
sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
B. Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya
Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara. Di dunia digital kita juga mengenal etika berinternet
atau yang lebih dikenal dengan Netiquette (Network Etiquette) yaitu tata krama dalam
menggunakan Internet.
Arus informasi yang datang dapat mempengaruhi pola pikir dalam diri seseorang. Salah satu
tantangan masyarakat pada masa saat ini adalah dengan kemampuannya untuk mencerna informasi
yang masuk dari lingkungan yang ada di sekitarnya.
Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses,
menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi hak untuk
mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Hak harus diiringi dengan
tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak atau reputasi orang lain,
menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik.
2. MANAJEMEN ASN
KEDUDUKAN ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Menurut UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN, disebutkan bahwa
berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Kedudukan ASN Guru dalam UU No 14 tahun 2005 adalah
sebagai pendidik yang professional dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Peran dan Tugas ASN
1. Pelaksana Kebijakan Publik
Tugasnya : melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan Peraturan Peundang-undangan. Pelayanan Publik Tugasnya : Memberikan
pelayanan public yang professional dan berkualitas.
2. Perekat dan Pemersatu Bangsa
Tugasnya : Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia Hak
adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan
yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah
sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU
ASN sebagai berikut.
PNS berhak memperoleh:
1. gaji, tunjangan, dan fasilitas
2. cuti
3. jaminan pensiun dan jaminan hari tua
4. perlindungan
5. pengembangan kompetensi
6. gaji dan tunjangan
7. cuti
8. perlindungan
9. pengembangan kompetensi Fungsi
10.
kode etik ASN
▪ sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas
dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik.
▪ Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil negara
dalam menjalankan tugas dan kewenangannya,
▪ Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan
tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan
pribadi.
3. WHOLE OF GOVERMENT (WOG)
Whole Of Goverment (WoG) adalah Sebuah pendekatan fungsi dalam ruang lingkup kordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama dalam :
• Pembangunan Kebijakan
• Manajemen Program dan
• Pelayanan Publik.
WoG diperlukan karena :
• Dorongan Publik untuk kinerja Good Goverment
• Keberagaman
• Perkembangan Teknologi dan Informasi
• Ego Sentral dan Siloisasi