100% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
2K tayangan2 halaman

Penerapan UNCLOS dalam Hukum Nasional Latveria

Diunggah oleh

Ruzanna Amanina
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
2K tayangan2 halaman

Penerapan UNCLOS dalam Hukum Nasional Latveria

Diunggah oleh

Ruzanna Amanina
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 2

1.

Bagaimana seharusnya Latveria menerapkan hukum internasional,


khususnya UNCLOS, dalam sistem hukum nasionalnya? Diskusikan apakah
kedua negara memiliki kewajiban untuk menyesuaikan hukum nasionalnya
dengan ketentuan UNCLOS dan bagaimana prosesnya dalam konteks
hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional.

Penerapan Hukum Internasional, Khususnya UNCLOS, di Latveria


Latveria, sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memiliki
kewajiban untuk mematuhi hukum internasional, termasuk United Nations
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Penerapan UNCLOS dalam sistem
hukum nasional Latveria dapat dilakukan melalui proses legislasi dan
penyesuaian hukum nasional.
Kewajiban untuk Menyesuaikan Hukum Nasional:
 Negara-negara anggota UNCLOS, termasuk Latveria, memiliki kewajiban
untuk menyesuaikan hukum nasional mereka dengan ketentuan UNCLOS
sesuai dengan prinsip pacta sunt servanda (perjanjian harus dipatuhi).
 Proses ini melibatkan pembahasan, perumusan, dan pengesahan undang-
undang atau peraturan yang sesuai dengan ketentuan UNCLOS, seperti
yang terkait dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Hak Lintas Transit.
Hubungan Antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional:
 Penerapan hukum internasional dalam hukum nasional melibatkan proses
internalisasi, di mana prinsip-prinsip dan ketentuan hukum internasional
diadopsi ke dalam hukum nasional.
 Dalam konteks UNCLOS, hal ini dapat melibatkan pembentukan atau
penyesuaian peraturan, kebijakan, dan lembaga hukum nasional untuk
memastikan kepatuhan terhadap ketentuan UNCLOS.
Proses ini menunjukkan bahwa kedua negara memiliki kewajiban untuk
menyesuaikan hukum nasional mereka dengan ketentuan UNCLOS, dan
prosesnya melibatkan integrasi prinsip-prinsip hukum internasional ke dalam
hukum nasional untuk memastikan kepatuhan terhadap perjanjian internasional
yang telah disepakati.

2. Identifikasi dan jelaskan sumber-sumber hukum internasional yang relevan


dengan kasus ini. Apakah kedua negara terikat oleh hukum kebiasaan
internasional atau hanya oleh perjanjian yang diratifikasinya? Bagaimana
peran prinsip-prinsip umum hukum yang diakui oleh negara-negara beradab
dalam situasi ini?

Sumber Hukum Internasional yang Relevan


Sumber-sumber hukum internasional yang relevan dengan kasus ini meliputi:
 Perjanjian Internasional: Merujuk pada perjanjian yang diratifikasi oleh
kedua negara terlibat.
 Hukum Kebiasaan Internasional: Terdiri dari praktik yang diterima secara
umum dan keyakinan bahwa praktik tersebut dilakukan sesuai dengan
kewajiban hukum.
Kedua Negara Terikat oleh Hukum Kebiasaan Internasional atau Perjanjian?
Kedua negara dapat terikat baik oleh hukum kebiasaan internasional maupun
perjanjian yang diratifikasinya. Hukum kebiasaan internasional dapat menjadi
sumber kewajiban hukum bagi negara-negara, meskipun mereka tidak secara
eksplisit menyetujuinya melalui perjanjian.
Peran Prinsip-Prinsip Umum Hukum yang Diakui oleh Negara-Negara Beradab
Prinsip-prinsip umum hukum yang diakui oleh negara-negara beradab, seperti
prinsip pacta sunt servanda (perjanjian harus dipatuhi) dan prinsip good faith
(prinsip kejujuran), dapat memainkan peran penting dalam situasi ini. Prinsip-
prinsip ini dapat menjadi dasar bagi penyelesaian sengketa antara kedua negara
dan memengaruhi interpretasi serta pelaksanaan perjanjian internasional yang
terkait dengan kasus tersebut.

3. Siapakah yang dapat dianggap sebagai subyek hukum internasional dalam


kasus ini? Jelaskan dengan merujuk pada prinsip-prinsip yang berlaku dalam
hukum internasional.
Dalam konteks hukum internasional, subyek hukum internasional dapat
mencakup negara, organisasi internasional, dan entitas non-negara tertentu.
Prinsip-prinsip yang berlaku dalam hukum internasional yang menentukan
subyek hukum internasional antara lain:

1. Prinsip Subjektivitas Hukum Internasional: Negara adalah subyek utama


dalam hukum internasional. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang
diakui secara internasional.
2. Prinsip Kapasitas Hukum: Organisasi internasional memiliki kapasitas
hukum untuk melakukan tindakan hukum dan memiliki hak dan kewajiban
yang diakui dalam hukum internasional.
3. Prinsip Representasi: Entitas non-negara tertentu, seperti gerakan
pembebasan nasional, dapat dianggap sebagai subyek hukum
internasional jika mereka diakui oleh negara-negara lain atau organisasi
internasional.
Dalam kasus tertentu, individu juga dapat dianggap sebagai subyek hukum
internasional, terutama dalam konteks hak asasi manusia. Namun, pengakuan
individu sebagai subyek hukum internasional masih dalam tahap perkembangan.
Dengan demikian, dalam kasus tertentu, subyek hukum internasional dapat
mencakup negara, organisasi internasional, entitas non-negara yang diakui, dan
dalam beberapa konteks, individu.

Anda mungkin juga menyukai