PEMROGRAMAN DAN MODE PEMROGRAMAN
Pemrograman adalah memasukkan baris-baris perintah dalam
bentuk kode G dan M dan data numerik koordinat posisi (X, Y, dan
Z) ke memori mesin untuk membuat bentuk benda kerja.
Perintah-perintah untuk membentuk benda kerja dieksekusi
secara berurutan sesuai dengan nomor baris dari setiap perintah.
Ada 2 mode pemrograman yang digunakan pada mesin CNC
Emco TU-3A, yaitu:
1. Mode Inkremental
2. Mode Absolut
@Mr KR
PEMROGRAMAN DAN MODE PEMROGRAMAN
1. MODE PEMROGRAMAN INKREMENTAL
Mode pemrograman inkremental adalah suatu mode
pemrograman dimana titik referensinya tidak tetap, dimana titik
referensi untuk setiap pergerakan adalah titik terakhir setelah
pergerakan selesai dilakukan atau titik yang dituju adalah titik
referensi awal untuk pergerakan berikutnya.
b. Metode pemrograman absolut
Mode pemrograman absolut adalah mode pemrograman dimana
titik referensi untuk setiap pergerakan tetap, sehingga untuk
semua pergerakan selama proses permesinan berlangsung titik
referensinya hanya satu!
@Mr KR
SATUAN (UNIT) PERGERAKAN SUMBU X, Y, DAN Z
Dimensi atau satuan (unit) pergerakan eretan pada sumbu X dan
sumbu Y serta pergerakan pahat pada sumbu Z pada mesin CNC
Emco TU-3A dapat diatur dalam satuan milimeter atau inci.
Jika unit yang digunakan milimeter, maka tingkat ketelitiannya
1/100 milimeter.
Jika unit yang digunakan inci, maka tingkat ketelitiannya 1/1000
inci.
Penulisan satuan pada setiap sumbu dikalikan dengan 100. Misal:
perpindahan pada arah sumbu X sejauh 10 mm, dituliskan X1000,
perpindahan pada arah sumbu Y sejauh 10 mm, dituliskan Y1000,
perpindahan pada arah sumbu Z sejauh 10 mm, dituliskan Z1000,
dan seterusnya.
@Mr KR
STRUKTUR PROGRAM PADA MESIN CNC TU-3A
Struktur program pada semua jenis mesin CNC, pada umumnya, hampir sama. Untuk
mesin CNC EMCO TU-3A, struktur program dibuat berdasarkan urutan sebagai berikut:
Tentukan Mode Pemrograman G90/ G91/ G92
Aktifkan Alat Potong M06
Jalankan Spindel M03
Atur Posisi OFFSET G00
Posisikan Pahat mendekati Benda Kerja G00
Lakukan Pemotongan Kasar (Roughing) G01, G02, etc.
G01, G02,
Lakukan Pemotongan Halus (Finishing) etc.
Gerakkan Pahat ke Posisi Aman (OFFSET) G00
Akhiri Program M30
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
1. GERAK CEPAT (RAPID TRAVERSE)
N.. G00 X± Y± Z±
N – Nomor baris (blok)
G00 – Perintah gerak cepat (tanpa pemakanan/ penyayatan benda kerja)
X± - Koordinat titik akhir/ pergeseran posisi pada arah memanjang (X)
Y± - Koordinat titik akhir/ pergeseran posisi pada arah memanjang (Y)
Z± - Koordinat titik akhir/ pergeseran posisi pada arah memanjang (Z)
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Garis Hitam = Garis Benda Kerja
Garis Biru = Garis Ukuran
Garis Merah = Jalur Gerakan Pahat
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Perintah gerakan pahat untuk gambar tersebut (MODE INKREMENTAL) adalah:
N G X Y Z F
(M) (I) (D) (J) (S) (K) (L) (T) (H)
00 91
01 M06 D=… S=… 00 T…
02 M03
03 00 1500 00 ‐1000
04 00 4000 00 00
05 00 00 2000 00
06 00 ‐2000 00 00
07 00 00 2000 00
08 00 ‐2000 00 00
09 00 00 ‐4000 00
10 00 ‐1500 00 1000
11 M05
12 M30
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Perintah gerakan pahat untuk gambar tersebut (MODE ABSOLUT) adalah:
N G X Y Z F
(M) (I) (D) (J) (S) (K) (L) (T) (H)
00 92 ‐1500 00 1000
01 M06 D=… S=… 00 T…
02 M03
03 00 00 00 00
04 00 4000 00 00
05 00 4000 2000 00
06 00 2000 2000 00
07 00 2000 4000 00
08 00 00 4000 00
09 00 00 00 00
10 00 ‐1500 00 1000
11 M05
12 M30
@Mr KR
TUGAS!
Buatlah program gerakan pahat untuk gambar berikut dengan mode inkremental
dan mode absolut dengan menggunakan perintah G00!
Garis Hitam = Garis Benda Kerja
Garis Biru = Garis Ukuran
Garis Merah = Jalur Gerakan Pahat
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
2. GERAK LURUS (LINEAR INTERPOLATION)
N.. G01 X± Y± Z± F…
N – Nomor baris (blok)
G01 – Perintah gerak lurus (dengan pemakanan)
X± - Koordinat titik akhir/ pergeseran posisi pada arah memanjang (X)
Y± - Koordinat titik akhir/ pergeseran posisi pada arah memanjang (Y)
Z± - Koordinat titik akhir/ pergeseran posisi pada arah memanjang (Z)
F – Laju pemakanan atau asutan (Feedrate) dalam mm/menit
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
10
10
20
Buatlah program untuk
mengerjakan benda kerja
Aluminium pada gambar POTONGAN N-N C
dengan menggunakan
pahat HSS diameter 10
mm pada mesin CNC
EMCO TU-3A untuk mode
inkremental dan mode
absolut. 50
10
N 5 N
A B
10
15 50
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Hitung untuk pahat HSS diameter 10 mm dan benda kerja Aluminium: Vs = 44
m/menit, maka:
S = (1000 x 44)/ (10 x 3,14) = 1401 rpm = 1400 rpm (dibulatkan)
Pada garis t (sumbu tegak), lihat
kolom Al. Dari t = 10 mm, tarik
garis mendatar sehingga
memotong d10 (untuk pahat
diameter 10 mm). Dari titik potong
tarik garis tegak sehingga
memotong garis feedrate. Dari
grafik tersebut diperoleh bahwa
feedrate (F) adalah 70 mm/menit
70
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Perintah gerakan pahat untuk gambar tersebut (MODE INKREMENTAL) adalah:
N G X Y Z F
(M) (I) (D) (J) (S) (K) (l) (T) (H)
00 90
01 M06 D= S= 00 T01
02 M03
03 00 00 00 ‐2000
04 01 6500 00 00 70
05 01 00 5000 00 70
06 01 ‐5000 ‐5000 00 70
07 00 ‐1500 00 2000
08 M05
09 M30
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Perintah gerakan pahat untuk gambar tersebut (MODE ABSOLUT) adalah:
N G X Y Z F
(M) (I) (D) (J) (S) (K) (L) (T) (H)
00 92 ‐1500 00 1000
01 M06
02 M03
03 00 ‐1500 00 ‐1000
04 01 5000 00 ‐1000 70
05 01 5000 5000 ‐1000 70
06 01 00 00 ‐1000 70
07 00 ‐1500 00 1000
08 M05
09 M30
TUGAS!
Buatlah program dengan
mode inkremetal dan
absolut (G92) untuk benda
kerja pada gambar. Ambil
posisi OFFSET di titik A
dengan koordinat: X = -10
mm, Y = 0 mm, dan Z = +15
mm. Benda kerja adalah
aluminium dengan ukuran
50 x 50 x 15 mm, dan
bahan pahat adalah HSS
dengan diameter 10 mm.
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
3. GERAK MELINGKAR (CIRCULAR INTERPOLATION)
Berdasarkan arah gerakannya, maka gerakan melingkar dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Gerakan melingkar searah putaran jarum jam (perintah G02);
2. Gerakan melingkar berlawanan arah putaran jarum jam (perintah G03)
Gerakan melingkar pada mesin CNC Emco TU-3A hanya dapat dilakukan
pada satu bidang, dalam hal ini adalah bidang X-Y.
Arah gerakan melingkar pada bidang X-Y, apakah searah atau berlawanan
arah putaran jarum jam, dilihat dari Z+
Catatan: pada mesin yang lebih canggih (lebih dari 3 sumbu), gerakan
melingkar dapat dilakukan pada bidang yang lain, seperti bidang X-Z atau
bidang Y-Z, sehingga untuk menentukan arah digunakan prinsip bahwa arah
gerakan dilihat dari sumbu ketiga positif.
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
ARAH GERAKAN SEARAH PUTARAN JARUM JAM
Bidang X-Z
Bidang X-Y
Arah gerakan dilihat dari sumbu ketiga positif
Bidang Y-Z
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Berdasarkan sudut yang dibentuk oleh busur dari lingkaran
gerakannya, maka format perintah gerakan melingkar dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Format perintah untuk gerakan melingkar yang membentuk
busur dengan sudut α = 90°
2. Format perintah untuk gerakan melingkar yang membentuk
busur dengan sudut α ≠ 90°
Catatan: perintah G02 dan G03 hanya berlaku untuk 1 kuadran, sehingga
jika busur yang dibentuk berada dalam 2 kuadran, walaupun sudut yang
dibentuk kurang dari 90°, maka diperlukan 2 baris perintah G02 atau
G03. Dengan demikian maka untuk melakukan gerakan 1 lingkaran
penuh (360°) diperlukan 4 kali perintah G02 atau G03
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Format perintah gerakan melingkar (α = 90°)
N.. G02 X± Y± Z± F…
ATAU
N.. G03 X± Y± Z± F…
N – Nomor baris (blok)
G02 – Perintah gerak melingkar searah putaran jarum jam
G03 – Perintah gerak melingkar berlawanan arah putaran jarum jam
X± - Koordinat titik akhir pada sumbu X
Y± - Koordinat titik akhir pada sumbu Y
Z± - Koordinat titik akhir pada sumbu Z
F – Feedrate dalam mm/menit
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Contoh:
@Mr KR
TUGAS!
Buatlah program pada mode inkremental dan absolut untuk membuat alur lingkaran pada
benda kerja Aluminium 50x50x15 mm pada gambar berikut, dengan menggunakan pahat
jari HSS diameter 10 mm. Kedalaman alur 10 mm dengan kedalaman potong maksimum
per sekali potong 5 mm. Posisi Offset: X = -10 mm, Y = -10 mm, dan Z = +15 mm.
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Format perintah gerakan melingkar (α ≠ 90°)
N.. G02 X± Y± Z± F…
N.. M99 I= J= K=
N.. G03 X± Y± Z± F…
ATAU
N.. M99 I= J= K=
N – Nomor baris (blok)
G02 – Perintah gerak melingkar searah putaran jarum jam
G03 – Perintah gerak melingkar berlawanan arah putaran jarum jam
X± - Koordinat titik akhir pada sumbu X
Y± - Koordinat titik akhir pada sumbu Y
Z± - Koordinat titik akhir pada sumbu Z
F – Feedrate dalam mm/menit
M99 – Parameter Gerakan Melingkar
I – Jarak titik pusat terhadap titik awal pada arah sumbu X
J – Jarak titik pusat terhadap titik awal pada arah sumbu Y
K – Jarak titik pusat terhadap titik awal pada arah sumbu Z
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
CONTOH:
Buatlah program dengan mode
inkremental dan mode absolut
dengan register (G92) untuk
benda kerja pada gambar berikut.
Posisi OFFSET di titik A dengan
koordinat: X = -10 mm, Y = 0 mm,
dan Z = +15 mm. Bahan benda
kerja adalah aluminium dengan
ukuran 50 x 50 x 15 mm, dan
bahan pahat adalah HSS dengan
diameter 10 mm. Data koordinat
titik-titik pada gambar
ditunjukkan pada tabel berikut.
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
@Mr KR
FORMAT PERINTAH-PERINTAH PADA PART PROGRAM
Hitung untuk pahat HSS diameter 10 mm dan benda kerja Aluminium: Vs = 44
m/menit, maka:
S = (1000 x 44)/ (10 x 3,14) = 1401 rpm = 1400 rpm (dibulatkan)
Pada garis t (sumbu tegak), lihat
kolom Al. Dari t = 10 mm, tarik
garis mendatar sehingga
memotong d10 (untuk pahat
diameter 10 mm). Dari titik potong
tarik garis tegak sehingga
memotong garis feedrate. Dari
grafik tersebut diperoleh bahwa
feedrate (F) adalah 70 mm/menit
70
JAWABAN!
G X Y Z F
N KETERANGAN
(M) (I) (D) (J) (S) (K) (L) (T) (H)
00 92 -1000 00 1500 Posisi Awal, OFFSET
01 M06 D = 500 S =1400 00 T01 PAHAT DIA 10 mm
02 M03 Spindle ON
03 00 -1000 00 -500 Turun di posisi awal
04 01 5000 00 -500 150 Ke titik 1
05 01 5000 4000 -500 150 Ke titik 2
06 03 4000 5000 -500 150 Ke titik 3
07 01 00 5000 -500 150 Ke titik 4
08 01 00 00 -500 150 Ke titik 0
09 01 2500 00 -500 150 Ke titik 5
10 01 2500 5000 -500 150 Ke titik 6
11 01 2000 5000 -500 150 Ke titik 7
12 G03 00 3000 -500 150 Ke titik 8
13 M99 I = 500 J = 2500
14 01 00 2500 -500 150 Ke titik 9
15 01 5000 2500 -500 150 Ke titik 10
16 00 5000 2500 1500 Naik di titik 10 ke Z=15
17 00 -1000 00 1500
18 M30
@Mr KR
TUGAS!
Buatlah program pada mode inkremental dan absolut untuk membuat benda kerja
Aluminium 50x50x50 mm pada gambar berikut, dengan menggunakan pahat jari HSS
diameter 10 mm. Kedalaman alur 5 mm dengan kedalaman potong maksimum per sekali
potong 5 mm. Posisi Offset: X = -10 mm, Y = -10 mm, dan Z = +15 mm.
@Mr KR
Terima Kasih. Thank you!