Papers by jesika pakpahan

Penelitian ini menggunakan sampah sayur, ampas tebu, dan kotoran kambing. Penelitian dipercepat d... more Penelitian ini menggunakan sampah sayur, ampas tebu, dan kotoran kambing. Penelitian dipercepat dengan menggunakan bakteri . Variasi yang digunakan adalah campuran antara sampah sayur dan kotoran kambing (variabel A), sampah sayur dan ampas tebu (variabel B), ampas tebu dan kotoran kambing (variabel C),dan terakhir adalah campuran antara sampah sayur, ampas tebu, dan kotoran kambing. Semua variabel ditambah dengan 10 ml bakteri EM-4. Penelitian dilakukan secara aerobik . Penelitian ini menunjukkan bahwa campuran antara sampah sayur dan kotoran kambing (variabel A) lebih cepat menjadi kompos dari pada variabel yang lain. Sedangkan variabel yang ditambahkan ampas tebu seperti variabel B, C,dan D sangat sulit untuk dikomposkan. Kematangan kompos dapat dilihat dari rasio C/N. Rasio C/N kompos variasi A sebesar 17,45, nilai kematangan kompos telah sesuai persyaratan SNI-7030-2004. Kompos umumnya mengalami kematangan pada hari ke-30, sedangkan bila menggunakan ampas tebu perlu waktu yang lebih lama. (variable C),and the last mixture betwen vegetables garbage, baggase and goat dirt. All the variable added by 10 ml of EM-4 bacterium. Research conducted by aerobic method. Conclusion obtained from this research is the mixture of vegetables garbage and goat dirt (variable A) more easily becoming compost than other variable. Require to be underlined, addition of baggase into variable B, C, and D cause the mixture more difficult become compost. Compost maturity seen from C/N ratio. C/N ratio of compost variable A is 17.45, this is according to value of compost quality at SNI 19-7030-2004. Usually compost experience of the maturation in 30 day, but in mixture with baggase the time of maturation is longer.
Uploads
Papers by jesika pakpahan