Papers by Endang Windiastuti

Aksi Spenduyo, Nov 30, 2016
Latar belakang. Latar belakang. Latar belakang. Latar belakang. Latar belakang. Toksisitas kemote... more Latar belakang. Latar belakang. Latar belakang. Latar belakang. Latar belakang. Toksisitas kemoterapi dipengaruhi oleh sifat antiproliferasi obat sitostatik dan akan merusak sel yang mempunyai aktivitas proliferasi yang tinggi. Oleh sebab itu pemberian kemoterapi dapat menimbulkan efek samping. Tujuan. Tujuan. Tujuan. Tujuan. Tujuan. Mengetahui efek samping kemoterapi leukemia limfoblastik akut (LLA) pada fase induksi dan fase profilaksis susunan saraf pusat secara klinis maupun laboratorium Metode. Metode. Metode. Metode. Metode. Penelitian retrospektif deskriptif terhadap semua pasien leukemia limfoblastik akut baru dalam periode Januari 2005-Desember 2006 di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta Hasil. Hasil. Hasil. Hasil. Hasil. Didapatkan 41 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dari 126 kasus baru LLA, terdiri dari pasien risiko tinggi (12 orang), dan risiko biasa (29 orang). Median usia 5,5 tahun, median lama pengamatan 39 minggu. Remisi setelah fase induksi didapatkan 86,2% pada risiko biasa, 75% pada risiko tinggi. Pada fase induksi penurunan terendah terjadi setelah pemberian kemoterapi yang pertama dan kedua. Pada fase profilaksis penurunan kadar hemoglobin, leukosit, ANC, trombosit yang terendah terjadi bervariasi yaitu setelah pemberian metotreksat (MTX) 1 g/m 2 yang pertama, kedua, dan ketiga. Peningkatan kadar SGOT/ SGPT yang tertinggi yaitu 7-12 kali normal terjadi pada fase induksi minggu kedua, sedangkan pada fase profilaksis peningkatan tertinggi yaitu 8,5-10 kali normal terjadi setelah pemberian (MTX) 1 g/m 2 yang pertama. Didapatkan 7 orang dengan neuropati perifer setelah pemberian vinkristin yang kedua. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Toksitas kemoterapi LLA pada fase induksi terjadi setelah pemberian kemoterapi yang pertama dan kedua, sedangkan pada fase profilaksis SSP dengan MTX 1gram/m 2 terjadi setelah pemberian pertama, kedua, dan ketiga. (Sari Pediatri 2007; 9(4):252-258).

Jurnal Plastik Rekonstruksi, 1970
Preoperative coagulation screening has been among the most debated of all laboratory tests, espec... more Preoperative coagulation screening has been among the most debated of all laboratory tests, especially in children. Although an undiagnosed coagulopathy could result in serious surgical morbidity, commonly used screening tests such as bleeding time, prothrombin time, activated partial thromboplastin time, and platelet count, do not reliably predict abnormal perioperative bleeding. Laboratory testing should be considered in patients either the history or medical condition suggests a possible hemostatic defect, in patients undergoing surgical procedures that might induce hemostatic disturbances (eg, cardiopulmonary bypass), when the coagulation system is particularly needed for adequate hemostasis (eg, tonsillectomy), and in patients for whom even minimal postoperative bleeding could be critical (eg, neurosurgery). In the case of minor surgery and a negative history of clotting disorders, no tests are suggested.

Sari Pediatri, Nov 17, 2016
Latar belakang. Perdarahan intrakranial merupakan salah satu penyebab mortalitas tertinggi pada h... more Latar belakang. Perdarahan intrakranial merupakan salah satu penyebab mortalitas tertinggi pada hemofilia dan morbiditas berupa gangguan neurologis. Tujuan. Mengetahui gambaran klinis, tata laksana dan luaran pasien hemofilia anak yang mengalami perdarahan intrakranial di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta selama periode 2007-2010. Metode. Studi retrospektif pasien hemofilia berusia >1 bulan hingga 18 tahun yang dirawat dengan diagnosis perdarahan intrakranial di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM dalam kurun waktu 1 Januari 2007-31 Desember 2010. Data dikumpulkan dari Registrasi Hemofilia Divisi Hematologi-Onkologi dan rekam medik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, Jakarta. Hasil. Selama kurun waktu penelitian, dari 154 pasien hemofilia anak (usia <18 tahun) yang terdaftar di Registrasi Hemofilia Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, terdapat 13 episode perdarahan intrakranial yang dialami oleh 11 pasien (7,1%). Pasien adalah hemofilia A dengan median usia 6 tahun (3-15 tahun). Delapan dari 13 episode perdarahan intrakranial didahului oleh trauma kepala. Manifestasi klinis tersering adalah nyeri kepala (7), muntah (6), kejang (4), penurunan kesadaran (3), iritabilitas (2), paresis motorik (2), paresis saraf kranial (2) dan vulnus laceratum di kepala (1). Perdarahan terbanyak adalah pada lokasi subdural (7). Median durasi pemberian faktor VIII adalah 10,5 hari (7-16 hari). Sembilan pasien membaik tanpa komplikasi, satu pasien mengalami epilepsi dan satu pasien meninggal dunia. Kesimpulan. Angka kejadian perdarahan intrakranial pada hemofilia di RSCM 7,1%. Ketersediaan faktor pembekuan untuk replacement therapy dan kerjasama tim multidisiplin sangat penting untuk memperbaiki luaran pasien hemofilia yang mengalami perdarahan intrakranial.

Aksi Spenduyo, Nov 24, 2016
Latar belakang. Osteosarkoma merupakan tumor primer tulang yang paling sering dijumpai terutama p... more Latar belakang. Osteosarkoma merupakan tumor primer tulang yang paling sering dijumpai terutama pada remaja. Tata laksana osteosarkoma saat ini meliputi modalitas operasi dan kemoterapi yang diberikan pada preoperasi/neoajuvan maupun pasca operasi/adjuvan. Tujuan. Mengetahui karakteristik pasien osteosarkoma untuk membantu mengembangkan pengelolaan pasien anak dengan osteosarkoma di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Metode. Penelitian retrospektif terhadap seluruh anak dengan osteosarkoma yang dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dari tahun 1998-2008. Data dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, lokasi tumor, pemeriksaan penunjang, pemberian kemoterapi, metastasis, dan hasil akhir/outcome. Hasil. Ditemukan 23 kasus osteosarkoma, yang berusia 9-16 tahun. Kadar alkalin fosfatase (ALP) dan laktat dehidrogenase (LDH) diperiksa pada 22 pasien, 20 pasien dengan ALP tinggi dan 15 pasien LDH tinggi. Pada 22 pasien dilakukan kemoterapi, 15 neoadjuvan, 5 adjuvan dan 2 mendapat kombinasi kemoterapi neoajuvan dan ajuvan. Sepuluh pasien diamputasi, 4 meninggal. Pada 5 pasien dilakukan limb sparing. Pada akhir pengamatan terdapat 10 pasien hidup terdiri dari 2 pasien telah selesai pengobatan dan 8 pasien masih dalam pengobatan. Lima pasien dengan metastasis ke paru, satu di antaranya meninggal. Kesimpulan. Pada umumnya pasien datang dengan keadaan inoperable, meskipun demikian kemoterapi memberikan outcome yang lebih baik. (Sari Pediatri 2009;11(3):179-83).

Indonesian Journal of Cancer, Jul 1, 2011
Latar belakang. Rabdomiosarkoma (RMS) merupakan keganasan jaringan lunak yang banyak terjadi pada... more Latar belakang. Rabdomiosarkoma (RMS) merupakan keganasan jaringan lunak yang banyak terjadi pada anak umur 1 sampai 5 tahun dan remaja. Sekitar 15 % anak dengan RMS datang dalam keadaan metastasis dan prognosisnya tidak ada perbaikan dalam 15 tahun terakhir. Tujuan. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran epidemiologi RMS, hasil penanganannya dan luaran klinis untuk pengembangan selanjutnya. Metode. Penelitian dilakukan secara retrospektif dari data pada catatan medis 44 pasien yang diterapi di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta bulan Juni 2000 sampai Juli 2008. Data dikumpulkan untuk melihat gambaran epidemiologi klinik dan luaran klinis. Hasil. Terdapat 44 pasien RMS di RSCM selama tahun 2000-2008.. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1 .Kebanyakan menyerang anak umur antara 3 bulan sampai 5 tahun (47,7% ) dengan median antara 6 -7 tahun. Gambaran patologi terbanyak yaitu embrional (65,9% ). Lokasi primer terbanyak pada bagian kepala dan leher (47,7% ). Berdasarkan sistem TNM , didapatkan stadium lanjut sebesar 61,4% . Sebagian besar metastasis ditemukan pada sumsum tulang (74%). Hasil luaran klinis didapatkan yang masih dalam terapi 52,3% , meninggal 36,4% dan lost to follow up 11,3% . Kesimpulan. RMS kebanyakan didapatkan pada anak umur 3 bulan sampai 5 tahun. Gambaran histologi tipe embrional dan lokasi primer pada kepala dan leher merupakan yang tersering. Pada umumnya, pasien datang dalam stadium lanjut tetapi jika datang pada stadium awal akan memberikan hasil yang lebih baik. Kata kunci Rabdomiosarkoma, epidemiologi klinik, luaran klinis

Aksi Spenduyo, Nov 29, 2016
Latar belakang. Neuroblastoma merupakan salah satu penyakit keganasan yang sering terjadi pada an... more Latar belakang. Neuroblastoma merupakan salah satu penyakit keganasan yang sering terjadi pada anak yang memiliki spektrum klinis serta perjalanan penyakit yang sangat bervariasi, mulai dari regresi secara spontan hingga penyebaran secara menyeluruh. Tujuan. Untuk mengetahui karakteristik, tata laksana, luaran, dan kesintasan neuroblastoma pada anak di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RS Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta. Metode. Penelitian kohort retrospektif dilakukan pada semua anak dengan neuroblastoma yang berobat/ dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RS Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dalam kurun waktu Januari 2000 sampai Desember 2007. Hasil. Didapatkan 62 pasien baru neuroblastoma, terdiri dari 36 (58%) laki-laki dan 26 (42%) perempuan. Usia terbanyak pada saat diagnosis adalah 1-<5 tahun, (56%). Demam (74%) dan pucat (74%) merupakan keluhan tersering pada pasien neuroblastoma diikuti dengan lemah (68%), nafsu makan menurun (63%), proptosis (47%), masa di dalam abdomen (44%), dan limfadenopati (35%). Sebagian besar pasien datang dalam stadium yang lanjut, yaitu stadium 3 dan 4 (72%). Jumlah pasien yang mengalami event (meninggal) 23 (37%), lost to follow up 23 (37%), dan hidup 16 (26%). Penyebab kematian tersering adalah sepsis (44%), diikuti oleh penyebab kematian lainnya yaitu perdarahan (30%), infiltrasi ke susunan saraf pusat (22%), dan infiltrasi ke mediastinum (4%). Hasil analisis kesintasan berdasarkan pelbagai karakteristik klinis dan laboratoris dengan metode Kaplan-Meier dan uji log-rank menunjukkan bahwa baik usia maupun stadium tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam kesintasan. Kesimpulan. Usia terbanyak pada saat diagnosis adalah 1-<5 tahun. Keluhan tersering adalah demam dan pucat. Penyebab kematian tersering adalah sepsis. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam kesintasan baik berdasarkan usia maupun stadium penyakit. (Sari Pediatri 2009;11(1):39-46).
Aksi Spenduyo, Nov 17, 2016
L eukemia akut merupakan keganasan tersering pada anak. 1 Data registrasi kanker di Departemen Il... more L eukemia akut merupakan keganasan tersering pada anak. 1 Data registrasi kanker di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM mencatat kasus leukemia akut baru sebanyak 426 dari 741 (57,5%) kasus keganasan yang didiagnosis antara tahun 2007-2010. Dari semua kasus leukemia akut tersebut, leukemia mieloblastik akut (LMA) ditemukan 93 anak atau 21,8%. 2 Pengobatan yang diberikan pada kasus LMA umumnya adalah pemberian kemoterapi dan transplantasi sumsum tulang pada sebagian kasus yang terindikasi. Hambatan utama pengobatan LMA di institusi kami adalah kemampuan pasien memperoleh obat kemoterapi

Paediatrica Indonesiana, 2021
Background Over the years, the survival rate of children with osteosarcoma has increased with imp... more Background Over the years, the survival rate of children with osteosarcoma has increased with improved management. However, survival tends to be lower in low-middle-income countries. Objective To report the survival rate of children with osteosarcoma in a single center in Indonesia and to evaluate the outcomes of treatment modalities currently used. Methods We performed a retrospective analysis of the medical records of pediatric osteosarcoma patients in Cipto Mangunkusumo Hospital from 2015 to 2019. Patients were categorized based on age group, sex, primary tumor location, treatment modalities, disease metastasis, and disease outcome. Results We included 83 children with osteosarcoma, with an age range of 4-17 years (median 13 years). Mean estimated overall survival and event-free survival were 28 (95%CI 24 to 32) months and 10 (95%CI 8 to 13) months, respectively. Overall survival duration between treatment modality groups was significantly different (P<0.05). The mean estimate...

Sari Pediatri, 2018
Latar belakang. Kadar hemoglobin pre-transfusi dan feritin serum memengaruhi pertumbuhan anak den... more Latar belakang. Kadar hemoglobin pre-transfusi dan feritin serum memengaruhi pertumbuhan anak dengan thalassemia β-mayor. Penelitian tentang thalassemia sudah dilakukan di Indonesia, tetapi penelitian tentang hubungan thalassemia dengan pertumbuhan fisik masih terbatas.Tujuan. Mengetahui pengaruh kadar Hb pre-transfusi dan feritin serum terhadap pertumbuhan fisik pasien thalassemia β-mayor.Metode. Penelitian berupa analitik observasional potong lintang, menganalisis pengaruh kadar Hb pre-transfusi dan feritin serum terhadap parameter (perawakan pendek dan sangat pendek, gizi kurang dan buruk, usia tulang yang terlambat). Dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2017 pada pasien thalassemia β-mayor yang berobat ke Thalassemia-Centre RSUD Pekanbaru.Hasil. Subjek 41 orang, rentang usia 18-204 bulan. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan (53,7% vs 46,3%). 40% subjek mengalami retardasi pertumbuhan. Terdapat korelasi bermakna antara kadar Hb pre-transfusi dengan Z-score TB/...

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi yang banyak ditemukan pada anak. Beber... more Latar belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi yang banyak ditemukan pada anak. Beberapapenelitian menunjukkan hubungan obesitas pada peningkatan risiko relatif beberapa keganasan. Keganasanyang paling sering ditemukan pada anak adalah leukemia limfoblastik akut. Bagaimana prognosisleukemia limfoblastik akut pada anak obes?Tujuan. Mengetahui prognosis pasien leukemia limfoblastik akut anak dengan obesitas.Metode. Studi deskriptif menggunakan data registrasi semua pasien baru leukemia limfoblastik akut pada1 Januari 2007 – 31 Desember 2009 di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM.Hasil. Selama penelitian tiga tahun didapatkan 12 pasien leukemia limfoblastik akut dan obesitas denganprevalens 6,1%. Usia berkisar 2-14 tahun dengan rerata 6,4 tahun. Sembilan dari 12 pasien merupakankelompok risiko tinggi dan sebagian besar (6 dari 9 pasien) datang dengan jumlah rerata leukosit adalah101.650/mm3 (66.700-159.000/mm3). Remisi pada fase induksi didapatkan pada 10 dari 12 pasie...

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang. Hemangioma infantil merupakan salah satu tumor jinak pada bayi dan anak yang diaw... more Latar belakang. Hemangioma infantil merupakan salah satu tumor jinak pada bayi dan anak yang diawalidengan bentuk noda kemerahan. Pada masa proliferasi, noda kemerahan ini dapat berubah menjadi bentuknodul atau melebar serta membesar. Hingga saat ini belum ada terapi yang memuaskan, dan terapi dengankortikosteroid sistemik merupakan pilihan yang mudah dan efektif meskipun hasilnya tidak seragam.Terapi alternatif lain telah dicoba yaitu vincristin atau interfensi alfa.Tujuan Penelitian. Mengetahui sebaran, gambaran, komplikasi hemangioma serta mengevaluasi terapikortikosteroid dan vincristine pada HI serta efek sampingnya.Metode. Analisis retrospektif terhadap 26 pasien yang berobat jalan di Poliklinik Khusus HematologiOnkologi Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, rumah sakit Dr. Ciptomangunkusumo Jakartamulai tahun 2005 – 2006, hasil terapi dinilai berdasarkan mengecilnya hemangioma.Hasil. Hemangioma lebih banyak pada anak perempuan dengan bentuk morfologi segmental. Enam...

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang: hepatoblastoma adalah tumor yang jarang ditemukan, namunmerupakan tumor ganas pri... more Latar belakang: hepatoblastoma adalah tumor yang jarang ditemukan, namunmerupakan tumor ganas primer hati yang paling banyak pada masa kanak-kanak. Sejakdiperkenalkan rejimen kemoterapi untuk penanganan hepatoblastoma, angkakelangsungan hidup pasien meningkat.Tujuan penelitian: untuk mengetahui profil hepatoblastoma anak di DepartemenIlmu Kesehatan Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dan menilai efektifitaskemoterapi preoperatifBahan dan Cara: sampel penelitian adalah semua pasien hepatoblastoma baru yangdirawat di Divisi Hematologi Onkologi Departemen IKA FKUI RSCM, Pebruari 1999sampai dengan Pebruari 2005. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran histopatologijaringan tumor. Sebelum mendapatkan kemoterapi, dilakukan pemeriksaan kadar alfafeto protein serum (AFP) dan pemeriksaan radiologis untuk menentukan stadiumpenyakit. Semua pasien mendapat kemoterapi menurut protokol PLADO yang terdiridari sisplatin (80 mg/kgBB/hari) dan doksorubisin (30 mg/kgBB/hari). Evaluasi responspengobat...

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang. Leukemia mieloblastik akut cenderung memiliki risiko terkena infeksi yang lebih t... more Latar belakang. Leukemia mieloblastik akut cenderung memiliki risiko terkena infeksi yang lebih tinggi dibandingkan keganasan lainnya. Angka kematian pada pasien LMA di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM cukup tinggi, dan sebagian besar disebabkan oleh infeksi atau sepsis.Tujuan. Mengetahui gambaran infeksi yang terjadi pada pasien LMA di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM.Metode. Penelitian deskritifretrospektif dilakukan terhadap rekam medis pasien anak penderita LMA yang terdiagnosis antara Januari 2007-Desember 2010. Hanya pasien yang memiliki data biakan darah atau urin yang diikutsertakan pada pada penelitian ini. Data hasil biakan dan luaran pasien dikumpulkan dan dianalisis. Hasil. Terdapat 93 pasien baru LMA yang terdiagnosis selama kurun waktu penelitian, namun hanya 37 pasien yang memiliki data biakan darah atau urin. Enam belas dari 39 biakan darah dan 26 dari 42 biakan urin tumbuh bakteri yang sebagian besar adalah bakteri Gram negatif. Tujuh belas dari 23 p...
Sari Pediatri, 2016
Dilaporkan seorang anak perempuan, A, usia 16 bulan dengan diagnosis LeukemiaMieloblastik Akut - ... more Dilaporkan seorang anak perempuan, A, usia 16 bulan dengan diagnosis LeukemiaMieloblastik Akut - M2 (LMA-M2) dengan infiltrasi leukemia ke kulit (leukemia kutis)berdasarkan hasil aspirasi sumsum tulang dan biopsi kulit. Manifestasi klinis dari leukemiakutis terdiri dari nodus multipel kebiruan numular yang tersebar, diameter 2–3 cm,berbatas tegas, tidak nyeri, pada wajah, ekstremitas atas dan bawah. Hasil pemeriksaanjaringan biopsi kulit menunjukkan infiltrasi sel-sel leukemia pada dermis dan subkutis.Pasien diberi kemoterapi sesuai protokol LMA, sedangkan antibiotik dan transfusidiberikan sesuai indikasi. Prognosis pada pasien ini buruk, karena dengan adanya leukemiakutis (LK) pada LMA, perjalanan penyakit menjadi agresif. Pasien meninggal 2 bulansetelah timbulnya lesi kulit.

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang. Proses timbulnya inhibitor bersifat multifaktorial, baik genetik maupun lingkunga... more Latar belakang. Proses timbulnya inhibitor bersifat multifaktorial, baik genetik maupun lingkungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk mengetahui faktor risiko terbentuknya inhibitor, namun masih terdapat pendapat yang kontroversial. Di Indonesia, skrining inhibitor tidak rutin dilakukan karena keterbatasan biaya dan alat, sehingga diperlukan suatu penelitian yang dapat dijadikan acuan pemeriksaan inhibitor selektif.Tujuan. Mengetahui prevalensi , karakteristik klinis, dan faktor risiko timbulnya inhibitor pada anak dengan hemofilia A di Departemen IKA- RSCM.Metode. Uji potong lintang dilakukan pada anak usia ≤18 tahun di Pusat Hemofilia Terpadu IKA-RSCM. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Fisher. Analisis multivariat tidak dilakukan karena tidak memenuhi syarat.Hasil. Empatpuluh subjek penelitian, didapatkan prevalensi inhibitor 37,5% (15/40). Rentang usia subjek 10 (1,5-18) tahun, usia saat diagnosis hemofilia pertama kali ditegakkan 8 bulan, dan saat pertama kali mendapat t...
![Research paper thumbnail of Ewing's Sarcoma Family Tumors pada ANak [Keganasan Kelompok Sarkoma Ewing] di RS Cipto Mangunkusumo](https://attachments.academia-assets.com/111248201/thumbnails/1.jpg)
Sari Pediatri, 2016
Latar belakang.Terapi multimodalitas pada Ewing’s sarcoma family tumors(keganasan kelompok sarkom... more Latar belakang.Terapi multimodalitas pada Ewing’s sarcoma family tumors(keganasan kelompok sarkoma Ewing) telah banyak meningkatkan keberhasilan terapi. Guna menilai keberhasilan terapi diperlukan data mengenai luaran pasien keganasan kelompok sarkoma Ewing.Tujuan.Mengetahui gambaran klinis dan luaran pasien sarkoma Ewing yang dirawat di Divisi Hematologi Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Cipto Mangunkusumo Metode.Studi deskriptif dilakukan pada pasien yang didiagnosis keganasan kelompok sarkoma Ewing di Divisi Hematologi Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Cipto Mangunkusumo, pada tahun 2000–2010. Terapi yang diberikan adalah kemoterapi, pembedahan, dan radioterapi. Hasil. Selama periode pengamatan sepuluh tahun dijumpai 26 pasien keganasan kelompok sarkoma Ewing dari seluruh 2112 pasien keganasan anak. Usia berkisar 6 bulan – 13 tahun 1 bulan (median 8 tahun 3 bulan). Lokasi tersering adalah ekstremitas, tulang belakang, dan pelvis. Sebagian besar pasien (16 dari 2...

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang. Limfoma Burkitt merupakan bentuk keganasan pada anak yang jarang ditemukan diband... more Latar belakang. Limfoma Burkitt merupakan bentuk keganasan pada anak yang jarang ditemukan dibandingkankeganasan lain. Angka kematian limfoma Burkitt sangat tinggi, namun prognosis menjadi sedikitlebih baik karena banyak pilihan kemoterapi.Tujuan. Mengetahui gambaran limfoma Burkitt pada anak di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.Metode. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengambil data dari rekam medik Divisi Hematologi-Onkologi RSUPN Cipto Mangunkusumo periode Januari 2001 hingga Desember 2006. Semuapasien yang datang ke Poliklinik rawat jalan dan ruang rawat inap dengan diagnosis Limfoma Burkittdiikutsertakan dalam penelitian.Hasil. Tercatat 7 kasus limfoma Burkitt, terdiri dari 6 laki-laki dan 1 perempuan. Usia termuda 1 tahun 5bulan sedangkan usia tertua 14 tahun 10 bulan. Enam kasus mendapat kemoterapi, yaitu 4 kasus mendapatkemoterapi dan operasi 2 kasus. Dari 7 kasus yang tercatat satu orang meninggal dunia.Kesimpulan. Limfoma Burkitt adalah penyakit keganasan pad...

Sari Pediatri, 2007
Latar belakang. Purpura trombositopenia imun merupakan kelainan hematologi yangumum dijumpai, dit... more Latar belakang. Purpura trombositopenia imun merupakan kelainan hematologi yangumum dijumpai, ditandai dengan penurunan jumlah trombosit disertai manifestasiperdarahan berupa perdarahan kulit. Tata laksana yang terbanyak adalah pemberiankortikosteroid baik dalam bentuk tunggal atau kombinasi. Sebagian besar pasien akanmengalami remmisi dalam 6 bulan, sedang selebihnya dapat menjadi kronik.Tujuan. Mendapatkan gambaran klinis, respons terhadap terapi dan perjalanan penyakitanak dengan purpura trombositopenik imun (PTI) di Departemen Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Cipto Mangunkusumo.Metoda. Dilakukan penelusuran data rekam medis pada anak (usia 0-18 tahun) denganPTI baru yang berobat ke Divisi Hematologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RumahSakit Cipto Mangunkusumo antara Juli 2003 sampai Mei 2006.Hasil. Enam puluh enam pasien dengan PTI berhasil diidentifikasi, terdiri dari 43 laki-lakidan 23 perempuan, usia rerata 4,78 tahun (rentang 1 bulan – 14,9 tahun; puncaknya usia 2-5tahun). Man...

Sari Pediatri, 2016
Latar belakang. Perdarahan intrakranial merupakan salah satu penyebab mortalitas tertinggi pada h... more Latar belakang. Perdarahan intrakranial merupakan salah satu penyebab mortalitas tertinggi pada hemofilia dan morbiditas berupa gangguan neurologis. Tujuan.Mengetahui gambaran klinis, tata laksana dan luaran pasien hemofilia anak yang mengalami perdarahan intrakranial di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta selama periode 2007-2010.Metode. Studi retrospektif pasien hemofilia berusia >1 bulan hingga 18 tahun yang dirawat dengan diagnosis perdarahan intrakranial di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM dalam kurun waktu 1 Januari 2007 – 31 Desember 2010. Data dikumpulkan dari Registrasi Hemofilia Divisi Hematologi-Onkologi dan rekam medik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, Jakarta.Hasil. Selama kurun waktu penelitian, dari 154 pasien hemofilia anak (usia <18 tahun) yang terdaftar di Registrasi Hemofilia Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, terdapat 13 episode perdarahan intrakranial yang dialami oleh 11 pasien (7,1%). Pasie...

Medical Journal of Indonesia, 2000
telah dimu/ai tahun 1997, bertujuan untuk memberi data bagi program pengendalian kanker dan memba... more telah dimu/ai tahun 1997, bertujuan untuk memberi data bagi program pengendalian kanker dan membanlu perencanaan rumah sakit. Maka/ah ini menyajikan registrasi kanker sepanjang tahun 1997-1998. Data dari semua pasien kanker yang baru terdiagnosis dicatat pada Formulir Registrasi Kanker. Yang didata ialah identitas pasien, demografi dan kultur, penilaian tumor dan usia, serta penatalaksanaan. Terdapat 2144 (0.48%) penderita kanker diantara 444.178 pasien baru yang berobat ke RSCM. Perbandingan perempuan dan laki-laki ada/ah 1.7 : 1. Usia terbanyak pada perempuan ada/ah 35-44 tahun, pada /aki-laki 45-54 tahun. Usia ratarata saat terdiagnosis umumnya lebih muda dibanding senter lainnya. Pada perempuan, kanker terbanyak ada/ah lqmker serviks, disusul o/eh payudara dan nasofaring sedang pada /aki-/aki terbanyak nasofaring, sumsum tu/ang dan hati. Pada anak, terbanyak ada/ah leukemia limfositik akut, leukemia non limfositik akut, retinob/astoma dan nefroblastoma. Pendidikan penderita perempuan /ebih rendah dibanding /aki-laki. Perempuan penderita kanker serviks. kulit, sumsum tu/ang, kelenjar getah bening dan /aki-/aki penderita kanker sumsum tulang, kelenjar getah bening dan mata mempunyai pendidikan yang lebih rendah. Sebanyak 85% diagnosis ditegakkan secara mikroskopik. Jum/ah kanker stadium awa/ lebih rendah dibanding stadium /anjut (47% vs 53%). Pada tahun 1998 terapi awal yang paling banyak diberikan ada/ah berturut-turut radioterapi, bedah dan kemoterapi. Hanya 45% pasien yang mempero/eh terapi da/am 3 bu/an pertama sete/ah diagnosis.
Uploads
Papers by Endang Windiastuti