Papers by khairani mukhlis

Sejarah panjang perkembangan nuklir Iran dimulai dari Pahlevi yang diyakini AS sebagai pemimpin y... more Sejarah panjang perkembangan nuklir Iran dimulai dari Pahlevi yang diyakini AS sebagai pemimpin yang bersahabat dengannya. Kerjasama mengenai pengembangan nuklir Iran di lakukan, seperti kerjasama The US Atoms for Peace Program, yang diikuti dengan pembentukkan Tehran Nuclear Research Center (TNRC) tahun 1959 dan pembangunan reactor nuklir lainnya di wilayah Taheran 1 . Sejak itu Iran mulai mengembangkan tenaga nuklirnya sejak tahun 1960an. Instalasi nuklir pertama Iran adalah untuk riset nuklir dengan kekuatan berkisar 5 megawatt yang diperoleh dari AS dan beroperasi mulai tahun 1967. 2 Setelah itu disusul dengan pembangunan empat reactor nuklir yang masingmasing kekuatannya tidak lebih dari 30 kilowatt dan saat itu Iran menandatangani transaksi pembangunan reactor dengan perusahaan Jerman Barat "Siemen" 3 . Akan tetapi pembangunan reactor nuklir ini tidak sesuai dengan perjanjian transaksi yang dilakukan dengan perusahaan Jerman ini dengan seharusnya pembangunan dua reactor dengan kekuatan masingmasing 1.300 megawatt di kota Busheher, tepi laut Persia. Selain dengan Jerman, Iran melakukan permintaan kepada Perancis untuk mendirikan reactor nuklir pembangkit tenaga listrik dengan kekuatan 935 megawatt. Selain itu, Iran juga menandatangani transaksi dengan Perancis untuk mendirikan reactor nuklir dengan kadar uranium rendah. Pada 7 Oktober 1975, pemerintah Perancis memenuhi keinginan Iran untuk mendirikan reactor nuklir dinegaranya dengan mendirikan delapan reactor nuklir di Iran. Akan tetapi, Iran harus mengirim ilmuwannya untuk di sekolahkan di beberapa universitas dan lembagalembaga riset nuklir di AS dan Inggris untuk memenuhi teknisi dalam kebutuhan sumber daya manusia. Ketika jatuhnya rezim Pahlevi ini, perkembangan pembangunan nuklir terhenti. AS memutuskan untuk menghentikan suplai nuklirnya ke Iran, sedangkan pembangunan dua reactor nuklir yang dilakukan oleh perusahaan Jerman sudah 80 persen menyusul dengan pembangunan reactor lainnya yang sudah 50 persen. Menyikapi hal itu, pemerintah Jerman mengeluarkan perintah kepada perusahaan Siemens yang melakukan pembangunan nuklir ini dihentikan.
Uploads
Papers by khairani mukhlis