Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidu... more Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/ Semester : II / 1 Tema : Hidup Rukun Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah Pembelajaran : 1 Mata Pelajaran : Matematika
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan suatu ... more Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari bersikap buruk menjadi bersikap baik, dari tidak terampil menjadi terampil. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Pada zaman sekarang ini, telah kita ketahui bahwa para pelajar khususnya mereka yang menginjak usia remaja sering kali melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dia lakukan di usianya, seperti halnya merokok. Merokok pada saat ini nampaknya sudah menjadi kebiasaan mereka yang sulit untuk dihindari. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu, guru di sekolah harusnya memberikan pendidikan terhadap para pelajar bagaimana seharusnya mereka berprilaku dengan baik. Secara nasional, Departemen Pendidikan Nasional (2001) mencatat bahwa jumlah perokok di kalangan remaja dengan usia rata-rata antara 16-24 tahun sekitar 26,56%. Yayasan Kesehatan Indonesia secara khusus mencatat bahwa 18% remaja yang duduk di bangku SLTP diketahui mulai merokok, dan 11% di antaranya mampu menghabiskan 10 batang per hari. Hasil penelitian lain ditemukan bahwa pengalaman pertama kali anak mulai merokok, dari 19,8% siswa perokok yang diteliti (21% laki-laki dan 15,5% perempuan) ternyata dimulai dari tingkat SLTP (Bawazeer, Hattab, Morales, 1999 dalam Efendi 2003). Beberapa penelitian sejenis umumnya menegaskan bahwa untuk pertama kalinya remaja merokok pada usia antara 11-13 tahun (setingkat SD kelas 6 sampai dengan SLTP 1-2) dan 85%-90% remaja perokok dimulai sebelum usia 18 tahun (Smet, 1994 dalam Efendi, 2003) Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahawa tidak sedikit dari mereka yang mulai merokok pada saat usia remaja (ketika duduk di bangku sekolah). Hal tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi kita sebagai seorang calon guru, kita tidak boleh membiarkan hal tersebut terjadi pada anak didik kita nantinya. Dengan kata lain, kita harus mengehentikan itu semua, salah satu caranya yaitu kita harus mengetahui pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, selain itu juga dapat dilakukan dengan menggunakan teori pembelajaran yang baik untuk diterapkan kepada mereka. Salah satu teori pembelajaran yang dapat kita terapkan yaitu teori belajar Behavioristik. Dengan mempelajari teori Behavioristik, kita dapat mengetahui cara mengajar yang baik agar para peserta didik tidak melenceng ke arah yang tidak seharusnya. Bahkan dalam hal menghadapi peserta didik yang sudah menjadi perokok itu pun dapat kita ubah perilakunya dengan memberikan pendidikan. Dalam hal ini, kita dapat melakukan pendidikan dengan menggunakan teori Behavioristik. Untuk itu, mari kita pelajari mengenai teori Behavioristik tersebut.
Penjabaran Kompetensi Dasar
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/ Semester : II / 1
Tema :... more Penjabaran Kompetensi Dasar
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/ Semester : II / 1 Tema : Hidup Rukun Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah Pembelajaran : 1 Mata Pelajaran : Matematika
Learning Experience
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1
Kel... more Learning Experience
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1 Kelas/ Semester : II / 1 Tema : Hidup Rukun Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah Alokasi Waktu : 4 Minggu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SD Negeri Cib... more Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1 Kelas/ Semester : II / 1 Tema : Hidup Rukun Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah (Pembelajaran 1) Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (5 x 35 menit)
Apakah kalian pernah bermain ayunan? Bagi sebagian besar dari kalian mungkin sudah tahu apa itu a... more Apakah kalian pernah bermain ayunan? Bagi sebagian besar dari kalian mungkin sudah tahu apa itu ayunan. Yah, ayunan adalah suatu alat untuk bermain. Cara bermain ayunan yaitu dengan cara kita naik di atasnya dan menarik/ mendorongnya, baik itu didorong dengan kaki kita sendiri ataupun didorong/ ditarik oleh orang lain, maka dengan begitu kita akan merasakan berayun ke depan dan ke belakang (berayun bolak-balik). Sehingga apabila kita naik di atasnya kita akan merasa seperti melayang-layang di udara.
1. Bagaimanakan keadaan gula apabila di masukkan ke dalam gelas yang berisi air panas dan air din... more 1. Bagaimanakan keadaan gula apabila di masukkan ke dalam gelas yang berisi air panas dan air dingin (air es)? 2. Apakah perbedaan yang terjadi antara gula yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air panas dengan gelas yang berisi air dingin (air es)? 3. Proses perubahan wujud apakah yang terjadi pada gula? 4. Sifat perubahan apakah yang terjadi pada gula?
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidu... more Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/ Semester : II / 1 Tema : Hidup Rukun Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah Pembelajaran : 1 Mata Pelajaran : Matematika
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan suatu ... more Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari bersikap buruk menjadi bersikap baik, dari tidak terampil menjadi terampil. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Pada zaman sekarang ini, telah kita ketahui bahwa para pelajar khususnya mereka yang menginjak usia remaja sering kali melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dia lakukan di usianya, seperti halnya merokok. Merokok pada saat ini nampaknya sudah menjadi kebiasaan mereka yang sulit untuk dihindari. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu, guru di sekolah harusnya memberikan pendidikan terhadap para pelajar bagaimana seharusnya mereka berprilaku dengan baik. Secara nasional, Departemen Pendidikan Nasional (2001) mencatat bahwa jumlah perokok di kalangan remaja dengan usia rata-rata antara 16-24 tahun sekitar 26,56%. Yayasan Kesehatan Indonesia secara khusus mencatat bahwa 18% remaja yang duduk di bangku SLTP diketahui mulai merokok, dan 11% di antaranya mampu menghabiskan 10 batang per hari. Hasil penelitian lain ditemukan bahwa pengalaman pertama kali anak mulai merokok, dari 19,8% siswa perokok yang diteliti (21% laki-laki dan 15,5% perempuan) ternyata dimulai dari tingkat SLTP (Bawazeer, Hattab, Morales, 1999 dalam Efendi 2003). Beberapa penelitian sejenis umumnya menegaskan bahwa untuk pertama kalinya remaja merokok pada usia antara 11-13 tahun (setingkat SD kelas 6 sampai dengan SLTP 1-2) dan 85%-90% remaja perokok dimulai sebelum usia 18 tahun (Smet, 1994 dalam Efendi, 2003) Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahawa tidak sedikit dari mereka yang mulai merokok pada saat usia remaja (ketika duduk di bangku sekolah). Hal tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi kita sebagai seorang calon guru, kita tidak boleh membiarkan hal tersebut terjadi pada anak didik kita nantinya. Dengan kata lain, kita harus mengehentikan itu semua, salah satu caranya yaitu kita harus mengetahui pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, selain itu juga dapat dilakukan dengan menggunakan teori pembelajaran yang baik untuk diterapkan kepada mereka. Salah satu teori pembelajaran yang dapat kita terapkan yaitu teori belajar Behavioristik. Dengan mempelajari teori Behavioristik, kita dapat mengetahui cara mengajar yang baik agar para peserta didik tidak melenceng ke arah yang tidak seharusnya. Bahkan dalam hal menghadapi peserta didik yang sudah menjadi perokok itu pun dapat kita ubah perilakunya dengan memberikan pendidikan. Dalam hal ini, kita dapat melakukan pendidikan dengan menggunakan teori Behavioristik. Untuk itu, mari kita pelajari mengenai teori Behavioristik tersebut.
Penjabaran Kompetensi Dasar
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/ Semester : II / 1
Tema :... more Penjabaran Kompetensi Dasar
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/ Semester : II / 1 Tema : Hidup Rukun Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah Pembelajaran : 1 Mata Pelajaran : Matematika
Learning Experience
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1
Kel... more Learning Experience
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1 Kelas/ Semester : II / 1 Tema : Hidup Rukun Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah Alokasi Waktu : 4 Minggu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SD Negeri Cib... more Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1 Kelas/ Semester : II / 1 Tema : Hidup Rukun Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah (Pembelajaran 1) Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (5 x 35 menit)
Apakah kalian pernah bermain ayunan? Bagi sebagian besar dari kalian mungkin sudah tahu apa itu a... more Apakah kalian pernah bermain ayunan? Bagi sebagian besar dari kalian mungkin sudah tahu apa itu ayunan. Yah, ayunan adalah suatu alat untuk bermain. Cara bermain ayunan yaitu dengan cara kita naik di atasnya dan menarik/ mendorongnya, baik itu didorong dengan kaki kita sendiri ataupun didorong/ ditarik oleh orang lain, maka dengan begitu kita akan merasakan berayun ke depan dan ke belakang (berayun bolak-balik). Sehingga apabila kita naik di atasnya kita akan merasa seperti melayang-layang di udara.
1. Bagaimanakan keadaan gula apabila di masukkan ke dalam gelas yang berisi air panas dan air din... more 1. Bagaimanakan keadaan gula apabila di masukkan ke dalam gelas yang berisi air panas dan air dingin (air es)? 2. Apakah perbedaan yang terjadi antara gula yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air panas dengan gelas yang berisi air dingin (air es)? 3. Proses perubahan wujud apakah yang terjadi pada gula? 4. Sifat perubahan apakah yang terjadi pada gula?
Uploads
Papers by Intan Silpia
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah
Pembelajaran : 1
Mata Pelajaran : Matematika
Pada zaman sekarang ini, telah kita ketahui bahwa para pelajar khususnya mereka yang menginjak usia remaja sering kali melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dia lakukan di usianya, seperti halnya merokok. Merokok pada saat ini nampaknya sudah menjadi kebiasaan mereka yang sulit untuk dihindari. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu, guru di sekolah harusnya memberikan pendidikan terhadap para pelajar bagaimana seharusnya mereka berprilaku dengan baik.
Secara nasional, Departemen Pendidikan Nasional (2001) mencatat bahwa jumlah perokok di kalangan remaja dengan usia rata-rata antara 16-24 tahun sekitar 26,56%. Yayasan Kesehatan Indonesia secara khusus mencatat bahwa 18% remaja yang duduk di bangku SLTP diketahui mulai merokok, dan 11% di antaranya mampu menghabiskan 10 batang per hari. Hasil penelitian lain ditemukan bahwa pengalaman pertama kali anak mulai merokok, dari 19,8% siswa perokok yang diteliti (21% laki-laki dan 15,5% perempuan) ternyata dimulai dari tingkat SLTP (Bawazeer, Hattab, Morales, 1999 dalam Efendi 2003). Beberapa penelitian sejenis umumnya menegaskan bahwa untuk pertama kalinya remaja merokok pada usia antara 11-13 tahun (setingkat SD kelas 6 sampai dengan SLTP 1-2) dan 85%-90% remaja perokok dimulai sebelum usia 18 tahun (Smet, 1994 dalam Efendi, 2003)
Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahawa tidak sedikit dari mereka yang mulai merokok pada saat usia remaja (ketika duduk di bangku sekolah). Hal tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi kita sebagai seorang calon guru, kita tidak boleh membiarkan hal tersebut terjadi pada anak didik kita nantinya. Dengan kata lain, kita harus mengehentikan itu semua, salah satu caranya yaitu kita harus mengetahui pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, selain itu juga dapat dilakukan dengan menggunakan teori pembelajaran yang baik untuk diterapkan kepada mereka. Salah satu teori pembelajaran yang dapat kita terapkan yaitu teori belajar Behavioristik.
Dengan mempelajari teori Behavioristik, kita dapat mengetahui cara mengajar yang baik agar para peserta didik tidak melenceng ke arah yang tidak seharusnya. Bahkan dalam hal menghadapi peserta didik yang sudah menjadi perokok itu pun dapat kita ubah perilakunya dengan memberikan pendidikan. Dalam hal ini, kita dapat melakukan pendidikan dengan menggunakan teori Behavioristik. Untuk itu, mari kita pelajari mengenai teori Behavioristik tersebut.
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah
Pembelajaran : 1
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah
Alokasi Waktu : 4 Minggu
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah (Pembelajaran 1)
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (5 x 35 menit)
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah
Pembelajaran : 1
Mata Pelajaran : Matematika
Pada zaman sekarang ini, telah kita ketahui bahwa para pelajar khususnya mereka yang menginjak usia remaja sering kali melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dia lakukan di usianya, seperti halnya merokok. Merokok pada saat ini nampaknya sudah menjadi kebiasaan mereka yang sulit untuk dihindari. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu, guru di sekolah harusnya memberikan pendidikan terhadap para pelajar bagaimana seharusnya mereka berprilaku dengan baik.
Secara nasional, Departemen Pendidikan Nasional (2001) mencatat bahwa jumlah perokok di kalangan remaja dengan usia rata-rata antara 16-24 tahun sekitar 26,56%. Yayasan Kesehatan Indonesia secara khusus mencatat bahwa 18% remaja yang duduk di bangku SLTP diketahui mulai merokok, dan 11% di antaranya mampu menghabiskan 10 batang per hari. Hasil penelitian lain ditemukan bahwa pengalaman pertama kali anak mulai merokok, dari 19,8% siswa perokok yang diteliti (21% laki-laki dan 15,5% perempuan) ternyata dimulai dari tingkat SLTP (Bawazeer, Hattab, Morales, 1999 dalam Efendi 2003). Beberapa penelitian sejenis umumnya menegaskan bahwa untuk pertama kalinya remaja merokok pada usia antara 11-13 tahun (setingkat SD kelas 6 sampai dengan SLTP 1-2) dan 85%-90% remaja perokok dimulai sebelum usia 18 tahun (Smet, 1994 dalam Efendi, 2003)
Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahawa tidak sedikit dari mereka yang mulai merokok pada saat usia remaja (ketika duduk di bangku sekolah). Hal tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi kita sebagai seorang calon guru, kita tidak boleh membiarkan hal tersebut terjadi pada anak didik kita nantinya. Dengan kata lain, kita harus mengehentikan itu semua, salah satu caranya yaitu kita harus mengetahui pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, selain itu juga dapat dilakukan dengan menggunakan teori pembelajaran yang baik untuk diterapkan kepada mereka. Salah satu teori pembelajaran yang dapat kita terapkan yaitu teori belajar Behavioristik.
Dengan mempelajari teori Behavioristik, kita dapat mengetahui cara mengajar yang baik agar para peserta didik tidak melenceng ke arah yang tidak seharusnya. Bahkan dalam hal menghadapi peserta didik yang sudah menjadi perokok itu pun dapat kita ubah perilakunya dengan memberikan pendidikan. Dalam hal ini, kita dapat melakukan pendidikan dengan menggunakan teori Behavioristik. Untuk itu, mari kita pelajari mengenai teori Behavioristik tersebut.
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah
Pembelajaran : 1
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah
Alokasi Waktu : 4 Minggu
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SD Negeri Cibaregbeg 1
Kelas/ Semester : II / 1
Tema : Hidup Rukun
Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah (Pembelajaran 1)
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (5 x 35 menit)