A. TEKS Dengarlah firman ini, yang diucapkan TUHAN tentang kamu, hai orang Israel, tentang segena... more A. TEKS Dengarlah firman ini, yang diucapkan TUHAN tentang kamu, hai orang Israel, tentang segenap kaum yang telah Kutuntun keluar dari tanah Mesir, bunyinya: 3 2 "Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu. 3 Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? 4 Mengaumkah seekor singa di hutan, apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya, jika belum menangkap apa-apa? 5 Jatuhkah seekor burung ke dalam perangkap di tanah, apabila tidak ada jerat terhadapnya? Membingkaskah perangkap dari tanah, jika tidak ditangkapnya sesuatu? 6 Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya? 7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. 8 Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?"
Pengantar Ajaran Sosial Gereja sebagai sebuah tanggapan kritis atas situasi zaman telah lahir sej... more Pengantar Ajaran Sosial Gereja sebagai sebuah tanggapan kritis atas situasi zaman telah lahir sejak tahun 1891 dengan Rerum Novarum sebagai dokumen pertamanya. Sebagai sebuah ajaran yang komprehensif mengenai banyak aspek kehidupan sosial, Ajaran Sosial Gereja bukanlah sebuah tulisan yang digarap sekali jadi. Ajaran Sosial Gereja merupakan suatu kumpulan gagasan-gagasan sosial Gereja Katolik yang lahir di setiap periode-periode tertentu kehidupan manusia di dunia. Walaupun demikian, setiap gagasan yang dilahirkan dalam periode 111 tahun ini saling berkaitan satu sama lain. Beberapa di antaranya bahkan merupakan refleksi lebih lanjut atas gagasan yang terdahulu atas suatu dimensi kehidupan manusia yang memang tak akan pernah habis untuk direfleksikan lebih lanjut mengingat dinamikanya yang semakin kompleks dari masa ke masa. Ambillah contoh dokumen Mater et Magistra yang merupakan kelanjutan refleksi atas kerja dan keadilan yang sebelumnya telah direfleksikan dalam dokumen Rerum Novarum yang lahir 70 tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Mater et Magistra masih berkaitan dengan peringatan Rerum Novarum, maka pada bagian awal Mater et Magistra diingat sekali lagi semangat Rerum Novarum. Begitu juga Laborem Excercens yang ditulis untuk memperingati 90 tahun Rerum Novarum dan kembali mengingatkan kembali mengenai refleksinya tentang keadilan kerja. Salah satu aspek kehidupan manusia yang menjadi fokus refleksi beberapa dokumen dalam Ajaran Sosial Gereja adalah mengenai kerja manusia. Mengenai aspek ini ada begitu banyak dimensi yang dapat direfleksikan dalam terang iman Kristiani. Pendasaran biblis, perspektif antropologi kristiani, dimensi eklesiologis, dimensi pastoral, dan refleksi-refleksi teologis lain termuat di dalamnya sebagai kerangka berpikir atas situasi sosial-ekonomipolitik-kebudayaan manusia. Dalam terang iman dan kerangka berpikir yang demikian, Ajaran Sosial Gereja menjadi refleksi atas situasi konkret manusia yang kristiani. Dan kerja sebagai salah satu aspek yang direfleksikan, ditempatkan sebagai dimensi esensial manusia sebagai ciptaan yang mendapat kepercayaan untuk membangun kehidupan dunia. Hal pokok yang senantiasa menjadi perhatian utama dalam refleksi Ajaran Sosial Gereja mengenai kerja manusia adalah soal martabat manusia. Kemanusiaan menjadi nilai utama yang senantiasa diangkat sesuai dengan keluhurannya, mengingat bahwa refleksi ini didasarkan pada ajaran Gereja mengenai antropologi kristiani yang menempatkan manusia sebagai rekan kerja Allah. Pun demikian ketika Ajaran Sosial Gereja merefleksikan martabat para petani dan kerjanya sebagai yang luhur karena persinggungan langsung mereka dengan kehidupan manusia dan alam di dalam kerjanya membangun kehidupan dunia yang lebih baik. Dalam tulisan ini, secara khusus penulis bermaksud mengungkapkan hal itu kembali.
A. Teks 22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu ... more A. Teks 22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." 22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." 22:3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. 22:4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. 22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." 22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" 22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. 22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk 1 menyembelih anaknya. 22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." 22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." 22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan." 22:15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, 22:16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri --demikianlah firman TUHAN --: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, 22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. 22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." 22:19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama. Kitab Mazmur terdiri dari 150 bab.... more Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama. Kitab Mazmur terdiri dari 150 bab. 150 bab itu merupakan lagu-lagu keagamaan umat Israel. Lagu-lagu itu digunakan dalam upacara-upacara peribadatan, baik di bait Allah di Yerusalem, di sinagogasinagoga, maupun di rumah-rumah oleh sekelompok kecil umat saja, atau bahkan oleh seorang diri saja. Lagu-lagu dalam Kitab Mazmur ini mengungkapkan berbagai macam perasaan: sukacita dan syukur, sedih dan memohon dengan meratap, protes atas penderitaan dan mohon ampun atas dosa, berkat dan kutukan. Sebagai suatu lagu keagamaan, maka lagu-
Oleh: Felix Herjuno (132.3012.007) FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2... more Oleh: Felix Herjuno (132.3012.007) FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2015 PENGANTAR: SOSIALITAS MANUSIA DAN KEBIJAKAN PUBLIK Salah satu kodrat manusia yang harus diterima adalah bahwa manusia adalah makhluk sosial. Keberadaan seseorang tak pernah dapat dipisahkan dengan keberadaan dari sesamanya. Seseorang bertindak sebagai individu dan sesamanya pun demikian adanya. Keberadaan manusia adalah keberadaan bersama dalam suatu rantai relasi. Ia berada sebagai makhluk individual sekaligus sosial. Dalam berbagai proses dinamika kehidupan, setiap orang melakukan sesuatu bersama orang lain. Entah dalam tataran fisik maupun dalam relasi dan kedekatan yang non-fisik. Bahkan, sejak awal, lewat kelahiran, manusia berada lewat perantaraan manusia lainnya. Relasi sosial adalah relasi khas antar manusia. Hanya karena aku adalah manusia lah yang memungkinkanku untuk membangun atau masuk dalam suatu relasi sosial. Relasi sosial hanya ada dalam komunitas manusia. Sosialitas manusia merupakan suatu hal yang hakiki dalam diri manusia. Aristoteles pernah mengatakan bahwa manusia secara kodrati adalah homo socius. Itu berarti bahwa manusia adalah makhluk yang berteman-makhluk yang selalu berada pada suatu relasi dengan sesamanya. Relasi sosial itu adalah sebuah relasi timbal balik-suatu relasi saling yang terjadi hanya dalam dunia manusia. Karena hanya dialami oleh manusia, maka relasi itu adalah suatu relasi yang didasarkan pada intelektualitas dan kehendak bebas yang juga hanya dimiliki oleh manusia. Secara eksistensial, manusia dapat dipandang sebagai makhluk yang eksentris. 1 Manusia dilihat sebagai makhluk yang secara natural terarah keluar. Keberadaan manusia adalah keberadaan bersama yang lain. Manusia secara individu "ada-bersama" individu yang lain. Eksistensi itu bukan hanya soal kebersamaan secara fisik, dimana tampak jelas bahwa manusia hidup bersama dalam ruang dan waktu. Eksistensi manusia sosial menunjuk pada panggilan kodrati yang tak dapat ditolak untuk saling berrelasi karena dengan begitu kepenuhan diri individu tercapai. Aku menjadi aku berkat relasi dengan kamu. 2 Manusia menjadi semakin manusiawi ketika ada koridor yang menjadi ruang aman untuk mengaktualisasikan sosialitasnya. Ruang yang terkecil dan pertama-tama ditempati oleh setiap manusia untuk bersosialisasi adalah keluarga. Ruang yang lebih luas yang dapat ditempati oleh seseorang adalah berbagai bentuk komunitas dalam masyarakat, baik itu yang berdasar pada tatanan politis, ekonomi, budaya, agama, 1 ADELBERT SNIJDERS, Antropologi Filsafat Manusia Paradoks dan Seruan, Kanisius, 2004, 35. 2 Ibid., 35.
Oleh: Felix Herjuno (132.3012.007) BAGIAN 1 ran, sebuah pusat pemerintahan daerah Tingkat Satu Pe... more Oleh: Felix Herjuno (132.3012.007) BAGIAN 1 ran, sebuah pusat pemerintahan daerah Tingkat Satu Perancis di Pantai Aljazair. Pada tahun 1940an. Kotanya tidak bagus, tapi kelihatan tenang. Penduduknya hidup dalam rutinitas yang biasa. Mereka bekerja keras, tapi selalu memperkaya diri, punya perhatian utama pada perdagangan atau bisnis. Mereka juga menyukai kesenangan-kesenangan sederhana: perempuan, nonton film dan mandi-mandi di laut. Dengan situasi demikian, kesehatan menjadi sesuatu yang sangat penting. Maka, jika orang sampai sakit tentu ia akan kesepian. Yang harus ditekankan adalah wajah selumrah-lumrahnya dari sebuah kota dan kehidupan di dalamnya. O Gejala 'penyakit itu' mulai tampak pada 16 April. Peristiwa itu dimulai dari pengalaman Dokter Bernard Rieux yang tersandung seekor tikus mati di ruang tunggu depan pintu apartemennya. Keesokan harinya temuan tikus mati bertambah menjadi tiga ekor. Keesokan harinya lagi, pada 18 April, sudah ada puluhan ekor tikus mati yang ditemukan. Sejak saat itu, ratusan tikus mati mulai dimuntahkan oleh pabrikpabrik dan gudang-gudang. Pada 25 April, ada 6.231 ekor tikus mati yang dibakar oleh petugas pelayanan pemberantasan hama tikus. Menjelang akhir bulan, pada 28 April, pengumpulan dan pembakaran mencapai puncaknya, sampai sekitar 8000 ekor tikus mati. Sejak saat itu, periode yang yang penuh gejala membingungkan itu berakhir.
A. TEKS Dengarlah firman ini, yang diucapkan TUHAN tentang kamu, hai orang Israel, tentang segena... more A. TEKS Dengarlah firman ini, yang diucapkan TUHAN tentang kamu, hai orang Israel, tentang segenap kaum yang telah Kutuntun keluar dari tanah Mesir, bunyinya: 3 2 "Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu. 3 Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? 4 Mengaumkah seekor singa di hutan, apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya, jika belum menangkap apa-apa? 5 Jatuhkah seekor burung ke dalam perangkap di tanah, apabila tidak ada jerat terhadapnya? Membingkaskah perangkap dari tanah, jika tidak ditangkapnya sesuatu? 6 Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya? 7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. 8 Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?"
Pengantar Ajaran Sosial Gereja sebagai sebuah tanggapan kritis atas situasi zaman telah lahir sej... more Pengantar Ajaran Sosial Gereja sebagai sebuah tanggapan kritis atas situasi zaman telah lahir sejak tahun 1891 dengan Rerum Novarum sebagai dokumen pertamanya. Sebagai sebuah ajaran yang komprehensif mengenai banyak aspek kehidupan sosial, Ajaran Sosial Gereja bukanlah sebuah tulisan yang digarap sekali jadi. Ajaran Sosial Gereja merupakan suatu kumpulan gagasan-gagasan sosial Gereja Katolik yang lahir di setiap periode-periode tertentu kehidupan manusia di dunia. Walaupun demikian, setiap gagasan yang dilahirkan dalam periode 111 tahun ini saling berkaitan satu sama lain. Beberapa di antaranya bahkan merupakan refleksi lebih lanjut atas gagasan yang terdahulu atas suatu dimensi kehidupan manusia yang memang tak akan pernah habis untuk direfleksikan lebih lanjut mengingat dinamikanya yang semakin kompleks dari masa ke masa. Ambillah contoh dokumen Mater et Magistra yang merupakan kelanjutan refleksi atas kerja dan keadilan yang sebelumnya telah direfleksikan dalam dokumen Rerum Novarum yang lahir 70 tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Mater et Magistra masih berkaitan dengan peringatan Rerum Novarum, maka pada bagian awal Mater et Magistra diingat sekali lagi semangat Rerum Novarum. Begitu juga Laborem Excercens yang ditulis untuk memperingati 90 tahun Rerum Novarum dan kembali mengingatkan kembali mengenai refleksinya tentang keadilan kerja. Salah satu aspek kehidupan manusia yang menjadi fokus refleksi beberapa dokumen dalam Ajaran Sosial Gereja adalah mengenai kerja manusia. Mengenai aspek ini ada begitu banyak dimensi yang dapat direfleksikan dalam terang iman Kristiani. Pendasaran biblis, perspektif antropologi kristiani, dimensi eklesiologis, dimensi pastoral, dan refleksi-refleksi teologis lain termuat di dalamnya sebagai kerangka berpikir atas situasi sosial-ekonomipolitik-kebudayaan manusia. Dalam terang iman dan kerangka berpikir yang demikian, Ajaran Sosial Gereja menjadi refleksi atas situasi konkret manusia yang kristiani. Dan kerja sebagai salah satu aspek yang direfleksikan, ditempatkan sebagai dimensi esensial manusia sebagai ciptaan yang mendapat kepercayaan untuk membangun kehidupan dunia. Hal pokok yang senantiasa menjadi perhatian utama dalam refleksi Ajaran Sosial Gereja mengenai kerja manusia adalah soal martabat manusia. Kemanusiaan menjadi nilai utama yang senantiasa diangkat sesuai dengan keluhurannya, mengingat bahwa refleksi ini didasarkan pada ajaran Gereja mengenai antropologi kristiani yang menempatkan manusia sebagai rekan kerja Allah. Pun demikian ketika Ajaran Sosial Gereja merefleksikan martabat para petani dan kerjanya sebagai yang luhur karena persinggungan langsung mereka dengan kehidupan manusia dan alam di dalam kerjanya membangun kehidupan dunia yang lebih baik. Dalam tulisan ini, secara khusus penulis bermaksud mengungkapkan hal itu kembali.
A. Teks 22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu ... more A. Teks 22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." 22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." 22:3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. 22:4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. 22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." 22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" 22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. 22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk 1 menyembelih anaknya. 22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." 22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." 22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan." 22:15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, 22:16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri --demikianlah firman TUHAN --: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, 22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. 22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." 22:19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama. Kitab Mazmur terdiri dari 150 bab.... more Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama. Kitab Mazmur terdiri dari 150 bab. 150 bab itu merupakan lagu-lagu keagamaan umat Israel. Lagu-lagu itu digunakan dalam upacara-upacara peribadatan, baik di bait Allah di Yerusalem, di sinagogasinagoga, maupun di rumah-rumah oleh sekelompok kecil umat saja, atau bahkan oleh seorang diri saja. Lagu-lagu dalam Kitab Mazmur ini mengungkapkan berbagai macam perasaan: sukacita dan syukur, sedih dan memohon dengan meratap, protes atas penderitaan dan mohon ampun atas dosa, berkat dan kutukan. Sebagai suatu lagu keagamaan, maka lagu-
Oleh: Felix Herjuno (132.3012.007) FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2... more Oleh: Felix Herjuno (132.3012.007) FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2015 PENGANTAR: SOSIALITAS MANUSIA DAN KEBIJAKAN PUBLIK Salah satu kodrat manusia yang harus diterima adalah bahwa manusia adalah makhluk sosial. Keberadaan seseorang tak pernah dapat dipisahkan dengan keberadaan dari sesamanya. Seseorang bertindak sebagai individu dan sesamanya pun demikian adanya. Keberadaan manusia adalah keberadaan bersama dalam suatu rantai relasi. Ia berada sebagai makhluk individual sekaligus sosial. Dalam berbagai proses dinamika kehidupan, setiap orang melakukan sesuatu bersama orang lain. Entah dalam tataran fisik maupun dalam relasi dan kedekatan yang non-fisik. Bahkan, sejak awal, lewat kelahiran, manusia berada lewat perantaraan manusia lainnya. Relasi sosial adalah relasi khas antar manusia. Hanya karena aku adalah manusia lah yang memungkinkanku untuk membangun atau masuk dalam suatu relasi sosial. Relasi sosial hanya ada dalam komunitas manusia. Sosialitas manusia merupakan suatu hal yang hakiki dalam diri manusia. Aristoteles pernah mengatakan bahwa manusia secara kodrati adalah homo socius. Itu berarti bahwa manusia adalah makhluk yang berteman-makhluk yang selalu berada pada suatu relasi dengan sesamanya. Relasi sosial itu adalah sebuah relasi timbal balik-suatu relasi saling yang terjadi hanya dalam dunia manusia. Karena hanya dialami oleh manusia, maka relasi itu adalah suatu relasi yang didasarkan pada intelektualitas dan kehendak bebas yang juga hanya dimiliki oleh manusia. Secara eksistensial, manusia dapat dipandang sebagai makhluk yang eksentris. 1 Manusia dilihat sebagai makhluk yang secara natural terarah keluar. Keberadaan manusia adalah keberadaan bersama yang lain. Manusia secara individu "ada-bersama" individu yang lain. Eksistensi itu bukan hanya soal kebersamaan secara fisik, dimana tampak jelas bahwa manusia hidup bersama dalam ruang dan waktu. Eksistensi manusia sosial menunjuk pada panggilan kodrati yang tak dapat ditolak untuk saling berrelasi karena dengan begitu kepenuhan diri individu tercapai. Aku menjadi aku berkat relasi dengan kamu. 2 Manusia menjadi semakin manusiawi ketika ada koridor yang menjadi ruang aman untuk mengaktualisasikan sosialitasnya. Ruang yang terkecil dan pertama-tama ditempati oleh setiap manusia untuk bersosialisasi adalah keluarga. Ruang yang lebih luas yang dapat ditempati oleh seseorang adalah berbagai bentuk komunitas dalam masyarakat, baik itu yang berdasar pada tatanan politis, ekonomi, budaya, agama, 1 ADELBERT SNIJDERS, Antropologi Filsafat Manusia Paradoks dan Seruan, Kanisius, 2004, 35. 2 Ibid., 35.
Oleh: Felix Herjuno (132.3012.007) BAGIAN 1 ran, sebuah pusat pemerintahan daerah Tingkat Satu Pe... more Oleh: Felix Herjuno (132.3012.007) BAGIAN 1 ran, sebuah pusat pemerintahan daerah Tingkat Satu Perancis di Pantai Aljazair. Pada tahun 1940an. Kotanya tidak bagus, tapi kelihatan tenang. Penduduknya hidup dalam rutinitas yang biasa. Mereka bekerja keras, tapi selalu memperkaya diri, punya perhatian utama pada perdagangan atau bisnis. Mereka juga menyukai kesenangan-kesenangan sederhana: perempuan, nonton film dan mandi-mandi di laut. Dengan situasi demikian, kesehatan menjadi sesuatu yang sangat penting. Maka, jika orang sampai sakit tentu ia akan kesepian. Yang harus ditekankan adalah wajah selumrah-lumrahnya dari sebuah kota dan kehidupan di dalamnya. O Gejala 'penyakit itu' mulai tampak pada 16 April. Peristiwa itu dimulai dari pengalaman Dokter Bernard Rieux yang tersandung seekor tikus mati di ruang tunggu depan pintu apartemennya. Keesokan harinya temuan tikus mati bertambah menjadi tiga ekor. Keesokan harinya lagi, pada 18 April, sudah ada puluhan ekor tikus mati yang ditemukan. Sejak saat itu, ratusan tikus mati mulai dimuntahkan oleh pabrikpabrik dan gudang-gudang. Pada 25 April, ada 6.231 ekor tikus mati yang dibakar oleh petugas pelayanan pemberantasan hama tikus. Menjelang akhir bulan, pada 28 April, pengumpulan dan pembakaran mencapai puncaknya, sampai sekitar 8000 ekor tikus mati. Sejak saat itu, periode yang yang penuh gejala membingungkan itu berakhir.
Uploads
Papers by Felix Juno