ABSTRAK Serat mempunyai fungsi yang beragam bagi makluk hidup salah satunya adalah mengatur kerja usus. Analisis kadar serat pada bahan pangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan serat setiap harinya sehingga dapat digunakan secara optimal...
moreABSTRAK Serat mempunyai fungsi yang beragam bagi makluk hidup salah satunya adalah mengatur kerja usus. Analisis kadar serat pada bahan pangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan serat setiap harinya sehingga dapat digunakan secara optimal dan untuk menghindari beberapa penyakit berbahaya diantaranya yaitu kanker usus karena di Indonesia kasus kanker usus mulai banyak ditemukan. Analisis dilakukan dengan metode gravimetric dengan mereaksikan bahan pangan dengan H 2SO4 dan NaOH. Serat kasar merupakan serat pangan yang tidak larut dalam asam maupun basa sehingga sisa dari rendemen dalam bahan pangan tersebut merupakan serat kasar. Tetapi apabila asam sulfat dan natrium hidroksida tidak bekerja sempurna mengakibatkan kandungan selain serat kasar juga dapat terhitung sehingga hasilnya tidak murni. Hasil analisis kadar serat kasar pada sampel bahan pangan memiliki kadar serat kasar yang beragam dengan kadar serat kasar rata-rata tertinggi pada sampel daun pepaya sebesar 3,0652% dan kadar serat kasar rata-rata terendah pada sampel wortel sebesar 1,74255%. Kata kunci: Serat pangan, serat kasar (crude fiber) PENDAHULUAN Serat merupakan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Serat dapat dibagi menjadi dua, yaitu serat kasar (crude fiber) dan serat pangan (dietary fiber). Serat kasar dan serat pangan berbeda. Serat pangan merupakan residu atau bagian dari komponen yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan dan untuk menentukan kadarnya dalam bahan pangan perlu adanya perlakuan dengan enzim (metode enzimatik) (DeMan, 1997). Sedangkan, serat kasar merupakan residu bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh asam dan basa kuat dengan bantuan pemanasan selama 30 menit di laboratorium. Serat kasar juga merupakan kumpulan dari semua serat yang tidak bisa dicerna, komponennya terdiri dari selulosa, pentosa, lignin, dan komponen-komponen lainnya. Komponen dari serat kasar ini tidak mempunyai nilai gizi, tetapi sangat penting untuk memudahkan proses pencernaan di dalam tubuh (Hermayati et al, 2006). Serat sangat penting dalam proses pencernaan makanan dalam tubuh, kekurangan serat dapat menyebabkan konstipasi, apenaistis, alverticulity, hamoroid, diabetes mellitus, kanker koloni, penyakit jantung koroner dan batu ginjal. Kekurangan serat juga dihubungkan dengan berbagai penyakit gastrointestinal (Almatsier, 2003) Serat kasar banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, contohnya tumbuhan rumput dan legume. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan jenis tersebut mengandung kadar selulosa dan hemiselulosa yang tinggi. Dengan kandungan kedua jenis serat (selulosa dan hemiselulosa), maka diperlukan suatu analisis pada bahan makanan. Analisis penentuan serat kasar ini diperhitungkan banyaknya zat-zat yang tidak larut dalam asam encer maupun basa encer dengan kondisi tertentu (Winarno, 1992). Penentuan kadar serat kasar yaitu ekstraksi sampel dengan asam dan basa untuk memisahkan serat kasar dari bahan lainnya (Sudarmadji, 2010). Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar serat kasar dari sampel. Prinsipnya adalah mengekstraksi sampel dengan asam dan basa yang dapat memisahkan serat kasar dalam sampel. Serat kasar tidak dapat