Papers by alhussein rizqi

KURVATEK
Secara administratif daerah penelitian termasuk ke dalam Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidu... more Secara administratif daerah penelitian termasuk ke dalam Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang secara geografis berada pada koordinat 07°56’30" - 08°1’0" LS dan 110°42’30" - 110°46’0" BT. Beberapa kejadian amblesan pernah terjadi di Ponjong, Gunung Kidul di 2018 mendorong penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi stratigrafi bawah permukaan serta menganalisis kedalaman lapisan batuan yang berpotensi terjadi amblesan (sinkhole) dengan nilai tahanan jenis batuan di daerah Ponjong. Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan dengan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger. Berdasarkan hasil penelitian, daerah penelitian dengan potensi paling rawan terjadi amblesan adalah pada daerah dengan litologi batuan karbonat Formasi Wonosari (batugamping kristalin dan batugamping chalky) yang berada pada Desa Asem Lulang dengan nilai tahanan batuan yang sangat kecil yaitu berkisar antara 0.1 sampai dengan ...

Daerah penelitian terletak di Daerah Pamulihan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah... more Daerah penelitian terletak di Daerah Pamulihan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Studi penelitian mengenai geologi dan identifikasi potensi hidrokarbon di Formasi Rambatan. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan geologi yang didukung dengan analisis studio dan laboratorium berupa analisis petrografi, analisis paleontologi, dan analisis TOC (Total Organic Carbon) serta REP (Rock Eval Pyrolisis). Hasil pengukuran stratigrafi didapatkan fasies pengendapan Formasi Rambatan di Daerah Pamulihan diawali perulangan batulanau karbonatan dengan batulempung karbonatan dengan pengendapan sikuen SL (Slump) - PS (Pebbly Sandstone) – DF (Debris Flow) berada pada inner fan (kipas laut bagian atas / channel fill) pada umur N 14, dilanjutkan dengan pengendapan fasies CT (Classical Turbidite) 1 dengan dominasi litologi batulempung karbonatan dan kemunculan kalkarenit pada N 16 berada pada lingkungan outer fan (kipas bawah). Ketidakmunculan umur N 15 ditengarai sebagai proses tekt...

Lokasi penelitian eksplorasi air tanah terletak di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kab... more Lokasi penelitian eksplorasi air tanah terletak di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui letak dan penyebaran lapisan pembawa air tanah (akuifer). Identifikasi akuifer dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner untuk mendapatkan nilai resistivitas lapisan tanah dengan jumlah lintasan pengukuran sebanyak 1 lintasan, panjang lintasan 720 meter dan kedalaman mencapai 120 meter dengan jarak antar titik pengukuran sebesar 20 meter. Jumlah data lintasan pengukuran sebanyak 210 data, dan diolah dengan menggunakan Software RES2DINV. Hasil pengolahan data berupa penampang lintasan distribusi tahanan jenis 2D yang digunakan untuk menentukan posisi akuifer air tanah. Hasil menunjukkan bahwa potensi lapisan akuifer diperkirakan berada pada kedalaman antara 33 – 123 meter. Lokasi penelitian didominasi oleh aluvium endapan dataran, berbutir kasar hingga sedang (kerikil dan pasir) dengan sisipan le...

Jurnal Mineral, Energi, dan Lingkungan, 2021
Kejadian amblesan di Kecamatan Ponjong masih sering terjadi terutama pada musim penghujan. Daerah... more Kejadian amblesan di Kecamatan Ponjong masih sering terjadi terutama pada musim penghujan. Daerah penelitian terletak pada Karst Gunung Sewu, tepatnya di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi geologi dan bawah permukaan. Identifikasi keberadaan rongga pada batuan ditentukan berdasarkan nilai resistivitas berdasarkan gambaran bawah permukaan. Dari gambaran bawah permukaan juga dapat diidentifikasi jenis amblesan dan genesanya. Metode penelitian menggunakan pemetaan geologi dan bawah permukaan menggunakan geolistrik Schlumberger.Kondisi bawah permukaan pada lokasi penelitian berdasarkan hasil kajian geolistrik dapat diinterpretasikan adanya zona-zona rongga (cavity zones) yang diduga sebagai pemicu amblesan di permukaan. Pada daerah penelitian di Desa Bedoyo dan sekitarnya memiliki 2 (dua) jenis tipe amblesan berdasarkan genesanya yaitu: tipe dropout sinkholedan suffosion sinkhole. Pada amblesan dengan tipe suffosion s...
Angkasa: Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi, 2019

Jurnal geosains dan teknologi, Sep 2, 2022
Kabupaten Gunung Kidul merupakan dataran tinggi yang didominasi oleh batuan karbonat. Desa Bedoyo... more Kabupaten Gunung Kidul merupakan dataran tinggi yang didominasi oleh batuan karbonat. Desa Bedoyo di Kecamatan Ponjong memiliki banyak telaga, tetapi pada musim panas doline menjadi kering dan tidak dapat menampung air. Pemetaan geologi meliputi pemetaan geomorfologi, pengamatan batuan, dan pemetaan struktur serta analisis petrografi di laboratorium. Survei geofisika yang dilakukan untuk mengetahui sebaran batuan bawah permukaan secara lateral dan vertikal dengan konfigurasi dipole-dipole. Metode resistivitas digunakan dalam menentukan nilai resistivitas untuk kedalaman kurang dari 40 meter dengan panjang elektroda sekitar 250 meter. Hasil analisis geologi dan geofisika adalah mengkaji fenomena doline yang bukan merupakan akuifer dangkal. Hal ini disebabkan oleh kondisi bawah permukaan di bawah telaga terdiri dari batuan berkarbonasi dengan porositas yang buruk, lensa dari batulempung tufaan yang kedap air, dan batuan beku. Batuan dasar tersebut memiliki porositas sedang sampai buruk pada akuifer. Semakin kecil peluang untuk menjadi akuifer yang baik jika batuan yang lebih dalam merupakan batuan beku yang impermeabel. Survei geofisika alternatif diperlukan untuk mengamati batuan yang lebih dalam secara vertikal.

Jurnal Mineral, Energi, dan Lingkungan, 2020
ABSTRAK Kejadian amblesan di Kecamatan Ponjong masih sering terjadi terutama pada musim penghujan... more ABSTRAK Kejadian amblesan di Kecamatan Ponjong masih sering terjadi terutama pada musim penghujan. Daerah penelitian terletak pada Karst Gunung Sewu, tepatnya di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi geologi dan bawah permukaan. Identifikasi keberadaan rongga pada batuan ditentukan berdasarkan nilai resistivitas berdasarkan gambaran bawah permukaan. Dari gambaran bawah permukaan 2D/3D juga dapat diidentifikasi jenis amblesan dan genesanya. Metode penelitian menggunakan pemetaan geologi dan bawah permukaan menggunakan geolistrik Schlumberger. Kondisi bawah permukaan pada lokasi penelitian berdasarkan hasil kajian geolistrik dapat diinterpretasikan adanya zona-zona rongga (cavity zones) yang diduga sebagai pemicu amblesan di permukaan. Pada daerah penelitian di Desa Bedoyo dan sekitarnya memiliki 2 (dua) jenis tipe amblesan berdasarkan genesanya yaitu: tipe dropout sinkhole dan suffosion sinkhole. Pada amblesan dengan tipe suffosion sinkhole dipengaruhi oleh adanya struktur geologi berupa sesar naik. Hasil dari pemodelan geologi dan amblesan di daerah penelitian didapatkan hasil berupa zona rawan amblesan yang terbagi menjadi 3 zona yaitu zona rawan, sedang, dan aman. Zona rawan amblesan mencakup Desa Sigorejo, Gombong, Pucanganom dan Desa Bedoyo, zona Sedang mencakup pada Desa Sumbergiri dan Desa Karangasem, sedangkan untuk wilayah zona rendah mencakup daerah di Dusun Asem Lulang. ABSTRACT The incidence of subsidence in Ponjong District is still common, especially during the rainy season. The research area is located in Gunung Sewu Karst, to be precise in Bedoyo Village, Ponjong District, Gunung Kidul Regency. This study aims to map the geological and subsurface conditions. Identification of the presence of cavities in rock is determined based on the resistivity value based on the subsurface image. From the 2D / 3D subsurface image, the type of subsidence and genes can also be identified. The research method uses geological and subsurface mapping using geoelectrics Schlumberger. The subsurface conditions at the research location based on the results of the geoelectric study can be interpreted as the presence ofcavity zones which are thought to trigger subsidence on the surface. The research area in Bedoyo Village and its surroundings has 2 (two) types of subsidence based on the genes, namely:type sinkhole dropout and suffosion sinkhole. A subsidence with type is suffosion sinkhole influenced by the presence of a geological structure in the form of an upward fault. The results of the geological modeling and subsidence in the research area showed that the zone is prone to subsidence which is divided into 3 zones, namely the vulnerable, moderate, and safe zones. The zone prone to subsidence includes the villages of Sigorejo, Gombong, Pucanganom and Bedoyo Village, the moderate zone includes Sumbergiri and Karangasem villages, while the low zone includes the area in Asem Lulang hamlet.

JURNAL ILMIAH BIDANG TEKNOLOGI ANGKASA, 2019
Physiographically, the research area is located in eastern part of Kulon Progo Mountain, specific... more Physiographically, the research area is located in eastern part of Kulon Progo Mountain, specific located on Niten River, Giripurwo subdistrict, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta, This research has aim to identify of structural geology and the stratigraphic relationship between Old Andesite Formation and Sentolo Formation. The research data is about field data observation such as structural geology, fractures, faults and also the stratigraphical data using measuring section (MS) which was done in the upper part of Old Andesite Formation and the lower part of Sentolo Formation. Based on the result data, the major fault is Right Slip Fault, with rake value is about 5 o and net slip is about N 340 o E. The fault plane has a direction about N 335 o E / 55 o. The main force of fault related to general direction of extensional fracture which has northeast-southwest trend. The effect of structural geology is Niten Right slip fault, cut over the lithology of Andesite breccia unit and Calcareous Tuffaceous Sandstone unit. Intepretation of the geological map in research area , there was an offset hill in east part of Niten River. The offset hill is controlled by Niten Right Slip Fault. It supported by the spread out the Andesite breccia unit to the south of the small hill, in eastern part of Niten River. Abstrak Daerah penelitian termasuk dalam fisiografi Pegunungan Kulon Progo sebelah timur, tepatnya di Sungai Niten, Kecamatan Giripurwo, Kulon Progo, DIY. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi dan hubungan stratigrafi Formasi Andesit Tua dan Formasi Sentolo. Metode penelitian meliputi pengamatan data struktur geologi meliputi data kekar dan sesar sedangkan data stratigrafi menggunakan metode pengukuran stratigrafi (MS) yang dilakukan di Formasi Andesit Tua bagian atas dan pada Formasi Sentolo bagian bawah. Berdasarkan hasil pengolahan data, sesar utama pada daerah penelitian adalah Right Slip Fault, dengan besaran rake yang didapat 5 o dan net slip N 340 o E. Bidang sesar utama memiliki arah dan kemiringan N 335 o E / 55 o. Arah gaya utama sesar diperoleh dari pembacaan (σ1) pada sesar utama yaitu didapatkan 50 o , N 220 o E, sesuai dengan arah umum extensional fracture yang berarah timurlaut-baratdaya. Pengaruh struktur geologi berupa sesar mendatar Mengkanan Niten, memotong satuan Breksi Andesit dan Batupasir Tufan karbonatan. Intepretasi pada peta geologi daerah penelitian terdapat offset pelamparan bukit di timur Sungai Niten. Offset bukit tersebut dikontrol oleh pergerakan Sesar Mendatar Mengkanan Niten. Hal itu didukung dengan sebaran satuan Breksi Andesit melampar hingga ke selatan di sebuah bukit kecil, sebelah timur Sungai Niten.

Seminar nasional ReTII ke 13, 2018
ABSTRAK Daerah penelitian terletak di Sungai Watugajah, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Ki... more ABSTRAK Daerah penelitian terletak di Sungai Watugajah, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan fisiografi dan stratigrafi regional, termasuk ke dalam fisiografi Zona Pegunungan Selatan yang disusun oleh litologi batupasir Formasi Kebo Butak. Struktur geologi di Pegunungan selatan masih belum banyak dikaji. Penelitian ini akan fokus pada kajian struktur geologi. Metode penelitan berupa pengambilan data lapangan dan analisis studio. Pengambilan data struktur geologi dilakukan dengan observasi data struktur geologi seperti kekar dan sesar di sepanjang Sungai Watugajah. Analisis studio berupa pemrosesan data kekar dan sesar menggunakan software Dips. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, struktur geologi di daerah penelitian dikontrol oleh adanya kekar dan sesar. Kekar yang dijumpai di lapangan berupa: shear fracture, extension fracture, dan release fracture. Sesar yang terdapat di jalur sungai berupa sesar minor. Penentuan jenis dan kinematika sesar utama dilakukan dengan penentuan zona releasing bend dan restraining bend berdasarkan kenampakan sesar-sesar minor di lapangan. Hasil rekonstruksi kinematika sesar didapatkan adanya kontrol sesar utama berupa sesar mendatar mengkanan dengan arah relatif timurlaut – baratdaya (pola Meratus).
ABSTRACT The Research area is located on Watugajah river, Gedangsari sub-district, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta. Physiographically and stratigraphically, research area is included in Southern Mountain Zone, composed by lithology of Kebo Butak Sandstone. Structural geology in the Southern Mountain hasn't been researched yet. This research will focus on structural geology in research area. The research methods are taking data on filed and studio analysis. The data observing is about taking the structural data for example the fractures and fault along the Watugajah River. The studio analysis is about data processing by using dips software. Based on field observation, the structural geology in research area is controlled by fractures and faults. The fractures on the field such as shear fracture, extension fracture, and released fracture. The fault on river's track is minor fault. The identification of fault type and major fault kinematics is done by determinate the zone of releasing bend and restraining bend based on the presence of minor faults on field. The result of fault kinematics reconstruction in the research area is controlled by major fault such as the Dextral Strike Slip Fault with the trend of northeast – southwest (Meratus trend).

Daerah penelitian terletak di Daerah Pamulihan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah... more Daerah penelitian terletak di Daerah Pamulihan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Studi penelitian mengenai geologi dan identifikasi potensi hidrokarbon di Formasi Rambatan. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan geologi yang didukung dengan analisis studio dan laboratorium berupa analisis petrografi, analisis paleontologi, dan analisis TOC (Total Organic Carbon). Fasies pengendapan Formasi Rambatan di Daerah Pamulihan diawali perulangan batulanau karbonatan dengan batulempung karbonatan dengan pengendapan sikuen SL (Slump) - PS (Pebbly Sandstone) – DF (Debris Flow) berada pada inner fan (kipas laut bagian atas / channel fill) pada umur N 14, dilanjutkan dengan pengendapan fasies CT (Classical Turbidite) 1 dengan dominasi litologi batulempung karbonatan dan kemunculan kalkarenit pada N 16 berada pada lingkungan outer fan (kipas bawah). Ketidakmunculan umur N 15 ditengarai sebagai proses tektonik yang terjadi pada daerah penelitian sehingga tidak terjadi pengendapan sedimen pada umur ini. Pada umur N 16 terjadi pengendapan kembali berupa dominasi batulempung sisipan batupasir karbonatan dan mencapai MFS (Maximum Flooding Surface) yang merupakan fase puncak genang air laut di daerah penelitian. Keberadaan material organik berada pada lingkungan yang tenang dengan tidak ada gangguan tektonik, dengan lingkungan yang reduktif dan berasosiasi dengan endapan berfraksi halus (batulempung hitam). Pada N 17 terjadi sikuen pengendapan selanjutnya adalah CT 2 dengan litologi masih didominasi batulempung semakin ke atas pengendapan batulempung semakin menebal.Nilai kekayaan material organik (TOC) berada dalam rentang rendah - menengah bagi sampel permukaan yang berasal dari Formasi Rambatan ditunjukkan oleh nilai TOC 0,43 – 1,2%. Tipe kerogen dari semua sampel yang diujikan menunjukkan tipe kerogen III, dan mengindikasikan adanya potensi dalam mengenerasikan hidrokarbon berupa gas
Kata kunci: Rambatan, fasies, TOC, geokimia, hidrokarbon

Administratively the study area is located in Selopamioro region, Imogiri district, Bantul Regenc... more Administratively the study area is located in Selopamioro region, Imogiri district, Bantul Regency, Yogyakarta province. Astronomically located at coordinates 110° 21' 05" E - 110° 26' 00" E and 07° 55' 35" S - 07°58' 50" S. Based on the Indonesian Earth Face (RBI) map, the study area located at the east of Bantul Sheet (1408 -021) and at the west of Imogiri’s Sheet (1408-022), with map scale 1: 25.000 published by Bakosurtanal.
The research method used is the geological surface mapping. That method does by direct observation of geological data are exposed at the surface of the earth, including: rock type, rock bedding, rock slope, the contact boundary, geological structure, and other geological phenomena.
In physiography the study area included into Southern Mountain Zone and Solo Zone. Based on the calculation of morphometry and analysis of morphogenesis, the study area was divided into 5 (five) geomorphological units, namely geomorphology: flat fluvial geomorphological unit (F1), weak undulated denudasional geomorphological units (D5), hill-strong corrugated structural geomorphological unit (S3), weakly undulated denudasional geomorphological units (D1) and weakly karst topography geomorphological units (K1).
Stratigraphic research was divided into five rock units, with sequences from old to young are: Nglanggran basaltic closed fabric breccia units, Nglanggran basaltic open fabric units, Nglanggran tuffaceous unit, Wonosari boundstone units, and Shaly to pebbly unconsolidated sediment unit. Geological structures formed in the study area are joints (shear joints and tension joints), Kali Opak and Kali Oyo normal fault, Kedungjati sinistral fault, Selopamioro and Srunggo dextral faults.
Natural resources found in the study area consists of land resources, water resources. Natural disasters in research are soil movement, floods, and earthquakes.
For the specific problem the author are trying to raise about the analysize of Opak Fault based on gravity data. Based on data cross section intepretation of Pundong and Imogiri line, the conclusion is we can observe that the layer of limestone (2,7 gr/cm3) included in Wonosari Boundstone unit. Breccia unit (2,6 gr/cm3)in geological map included in Nglanggran closed fabric Basalte breccia unit or Nglanggran open fabric basaltic breccia unit. Volcanic sediments and pebbly sandstone in the geological map included in shaly to pebbly unconsolidated sediment unit.

ANALISIS SESAR OPAK BERDASARKAN DATA GRAVITASI DAERAH SELOPAMIORO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN IMOGI... more ANALISIS SESAR OPAK BERDASARKAN DATA GRAVITASI DAERAH SELOPAMIORO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh :
Al-Hussein Flowers Rizqi
Mahasiswa Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Jl. Babarsari, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281
Email : [email protected]
SARI
Keberadaan Sungai Opak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikontrol oleh Sesar Opak masih menuai banyak kontroversi mengenai jenis dan pergerakan sesar yang diduga menjadi penyebab gempabumi 2006 silam. Metode gaya berat (gravitasi) adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran medan gravitasi. Metode ini memiliki tujuan membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya sehingga struktur bawah permukaan dapat diketahui. Keberadaan sesar Opak dapat diketahui berdasarkan perbedaan nilai anomaly gravitasi. Pengukuran di daerah penelitian dilakukan sebanyak 2 lintasan dengan panjang masing-masing lintasan 1,6 km. Penentuan lintasan memotong sungai Opak yaitu berarah timur – barat. Dari pengambilan data dilakukan pemrosesan data menggunakan software gravitasi (Grav 2 DC) sehingga didapatkan hasil berupa peta anomaly gravitasi dan penampang dari kedua lintasan. Berdasarkan data dan intepretasi penampang di lintasan Pundong maupun Imogiri dapat diintepretasikan bahwa di daerah penelitian dijumpai adanya sesar yang diduga keberadaannya berdasarkan metode gravitasi. Hal ini menunjukkan bahwa Sesar Opak yang sekarang ini berupa sesar turun walaupun mungkin dulunya berupa sesar geser mengkiri yang mengalami reaktivasi.
ABSTRACT
The Opak river at Bantul regency, Daerah Istimewa Yogyakarta which is controlled by Opak fault still has many controversy in the name of the fault movement. This fault caused the earthquake in last 2006. The gravity methode is one of geophysics methode which is based by the gravity measurement. This methode has a purpose in difference the density of material toward the surrondings environtment so that the subsurface structure can be intepreted. The location of Opak fault can be known by the difference of gravity anomaly. The measurement in the research area conducted by 2 tracks with each leght is 1.6 kilometres. The determination of tract is based by crossing the Opak river that is direction of east – west. From the data input, the data will be processing in gravity software ( Grav 2 DC) so the result is the gravity anomaly map and the cross section from the 2 tracks. Based on data and the intepretation of the cross section in Pundong and Imogiri, the intepretation is in the research area there a fault which can be known its existence by gravity methode. It shows that nowadays the Opak fault is a normal fault although at the past the fault was a sinistral fault which is reactive.
Conference Presentations by alhussein rizqi

SEMINAR NASIONAL RETII KE 14, 2019
ABSTRAK Daerah penelitian terletak di Sungai Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidu... more ABSTRAK Daerah penelitian terletak di Sungai Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan fisiografi dan stratigrafi regional, termasuk ke dalam fisiografi Zona Pegunungan Selatan yang disusun oleh litologi batupasir karbonatan dengan sisipan batulempung Formasi Sambipitu Atas. Proses erosi yang intensif menyebabkan batuan tersingkap di permukaan dengan baik. Fase pengendapan pada Formasi Sambipitu memiliki pola yang khas dan mempunyai keterkaitan dengan litologi sebelumnya sehingga menarik untuk dikaji posisi stratigrafinya dan pola perulangan litologinya menggunakan metode statistika (Marcov Chain). Penelitian ini ditunjukkan untuk melakukan analisis pola sedimentasi pada Formasi Sambipitu, serta diharapkan dapat membantu dalam memprediksi dan menginterpretasi keterkaitan kemunculan litologi selanjutnya pada masing-masing siklus perulangan litologi. Metode penelitian meliputi pembuatan stratigrafi terukur di lapangan. Hasil dari analisis Markov Chain, litologi pada formasi sambipitu mempunyai pola transisi yang sifatnya tidak random. Hasil perhitungan statistika menunjukan bahwa nilai perhitungan lebih besar dari nilai tabel Chi-kuadrat (333.9 >34.38) sehingga komponen Ho ditolak. ABSTRACT The Research area is located on Ngalang river, Gedangsari sub-district, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta. Physiographically and stratigraphically, research area is included in Southern Mountain Zone, composed by lithology of Sambipitu Calcareous Sandstone.. The intensive erosion process caused rocks exposed to the surfacel, one of the study area is in the village section of Ngalang in the Sambambitu formation. The depositional process phase in the Sambipitu Formation has a Uniqal pattern and relevance to previous lithology so it was interesting to examine the stratigraphic position and its lithological repetition pattern using the statistical method (Marcov Chain). This research was purpose to analyze the sedimentation pattern in the sambipitu formation, and it expected to be able to assist in predicting and interpreting the relevance of subsequent lithology appearances in each unit of lithology cycle. The research method include in making measured stratigraphy in the field. The results of the Markov chain analysis, lithology in the Sambipitu Formation has a non-random transition pattern. The results of statistical calculation show that the calculation value is greater than the Chi-square table value (333.9> 34.38) so that the Ho component is rejected
Uploads
Papers by alhussein rizqi
ABSTRACT The Research area is located on Watugajah river, Gedangsari sub-district, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta. Physiographically and stratigraphically, research area is included in Southern Mountain Zone, composed by lithology of Kebo Butak Sandstone. Structural geology in the Southern Mountain hasn't been researched yet. This research will focus on structural geology in research area. The research methods are taking data on filed and studio analysis. The data observing is about taking the structural data for example the fractures and fault along the Watugajah River. The studio analysis is about data processing by using dips software. Based on field observation, the structural geology in research area is controlled by fractures and faults. The fractures on the field such as shear fracture, extension fracture, and released fracture. The fault on river's track is minor fault. The identification of fault type and major fault kinematics is done by determinate the zone of releasing bend and restraining bend based on the presence of minor faults on field. The result of fault kinematics reconstruction in the research area is controlled by major fault such as the Dextral Strike Slip Fault with the trend of northeast – southwest (Meratus trend).
Kata kunci: Rambatan, fasies, TOC, geokimia, hidrokarbon
The research method used is the geological surface mapping. That method does by direct observation of geological data are exposed at the surface of the earth, including: rock type, rock bedding, rock slope, the contact boundary, geological structure, and other geological phenomena.
In physiography the study area included into Southern Mountain Zone and Solo Zone. Based on the calculation of morphometry and analysis of morphogenesis, the study area was divided into 5 (five) geomorphological units, namely geomorphology: flat fluvial geomorphological unit (F1), weak undulated denudasional geomorphological units (D5), hill-strong corrugated structural geomorphological unit (S3), weakly undulated denudasional geomorphological units (D1) and weakly karst topography geomorphological units (K1).
Stratigraphic research was divided into five rock units, with sequences from old to young are: Nglanggran basaltic closed fabric breccia units, Nglanggran basaltic open fabric units, Nglanggran tuffaceous unit, Wonosari boundstone units, and Shaly to pebbly unconsolidated sediment unit. Geological structures formed in the study area are joints (shear joints and tension joints), Kali Opak and Kali Oyo normal fault, Kedungjati sinistral fault, Selopamioro and Srunggo dextral faults.
Natural resources found in the study area consists of land resources, water resources. Natural disasters in research are soil movement, floods, and earthquakes.
For the specific problem the author are trying to raise about the analysize of Opak Fault based on gravity data. Based on data cross section intepretation of Pundong and Imogiri line, the conclusion is we can observe that the layer of limestone (2,7 gr/cm3) included in Wonosari Boundstone unit. Breccia unit (2,6 gr/cm3)in geological map included in Nglanggran closed fabric Basalte breccia unit or Nglanggran open fabric basaltic breccia unit. Volcanic sediments and pebbly sandstone in the geological map included in shaly to pebbly unconsolidated sediment unit.
Oleh :
Al-Hussein Flowers Rizqi
Mahasiswa Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Jl. Babarsari, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281
Email : [email protected]
SARI
Keberadaan Sungai Opak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikontrol oleh Sesar Opak masih menuai banyak kontroversi mengenai jenis dan pergerakan sesar yang diduga menjadi penyebab gempabumi 2006 silam. Metode gaya berat (gravitasi) adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran medan gravitasi. Metode ini memiliki tujuan membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya sehingga struktur bawah permukaan dapat diketahui. Keberadaan sesar Opak dapat diketahui berdasarkan perbedaan nilai anomaly gravitasi. Pengukuran di daerah penelitian dilakukan sebanyak 2 lintasan dengan panjang masing-masing lintasan 1,6 km. Penentuan lintasan memotong sungai Opak yaitu berarah timur – barat. Dari pengambilan data dilakukan pemrosesan data menggunakan software gravitasi (Grav 2 DC) sehingga didapatkan hasil berupa peta anomaly gravitasi dan penampang dari kedua lintasan. Berdasarkan data dan intepretasi penampang di lintasan Pundong maupun Imogiri dapat diintepretasikan bahwa di daerah penelitian dijumpai adanya sesar yang diduga keberadaannya berdasarkan metode gravitasi. Hal ini menunjukkan bahwa Sesar Opak yang sekarang ini berupa sesar turun walaupun mungkin dulunya berupa sesar geser mengkiri yang mengalami reaktivasi.
ABSTRACT
The Opak river at Bantul regency, Daerah Istimewa Yogyakarta which is controlled by Opak fault still has many controversy in the name of the fault movement. This fault caused the earthquake in last 2006. The gravity methode is one of geophysics methode which is based by the gravity measurement. This methode has a purpose in difference the density of material toward the surrondings environtment so that the subsurface structure can be intepreted. The location of Opak fault can be known by the difference of gravity anomaly. The measurement in the research area conducted by 2 tracks with each leght is 1.6 kilometres. The determination of tract is based by crossing the Opak river that is direction of east – west. From the data input, the data will be processing in gravity software ( Grav 2 DC) so the result is the gravity anomaly map and the cross section from the 2 tracks. Based on data and the intepretation of the cross section in Pundong and Imogiri, the intepretation is in the research area there a fault which can be known its existence by gravity methode. It shows that nowadays the Opak fault is a normal fault although at the past the fault was a sinistral fault which is reactive.
Conference Presentations by alhussein rizqi
ABSTRACT The Research area is located on Watugajah river, Gedangsari sub-district, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta. Physiographically and stratigraphically, research area is included in Southern Mountain Zone, composed by lithology of Kebo Butak Sandstone. Structural geology in the Southern Mountain hasn't been researched yet. This research will focus on structural geology in research area. The research methods are taking data on filed and studio analysis. The data observing is about taking the structural data for example the fractures and fault along the Watugajah River. The studio analysis is about data processing by using dips software. Based on field observation, the structural geology in research area is controlled by fractures and faults. The fractures on the field such as shear fracture, extension fracture, and released fracture. The fault on river's track is minor fault. The identification of fault type and major fault kinematics is done by determinate the zone of releasing bend and restraining bend based on the presence of minor faults on field. The result of fault kinematics reconstruction in the research area is controlled by major fault such as the Dextral Strike Slip Fault with the trend of northeast – southwest (Meratus trend).
Kata kunci: Rambatan, fasies, TOC, geokimia, hidrokarbon
The research method used is the geological surface mapping. That method does by direct observation of geological data are exposed at the surface of the earth, including: rock type, rock bedding, rock slope, the contact boundary, geological structure, and other geological phenomena.
In physiography the study area included into Southern Mountain Zone and Solo Zone. Based on the calculation of morphometry and analysis of morphogenesis, the study area was divided into 5 (five) geomorphological units, namely geomorphology: flat fluvial geomorphological unit (F1), weak undulated denudasional geomorphological units (D5), hill-strong corrugated structural geomorphological unit (S3), weakly undulated denudasional geomorphological units (D1) and weakly karst topography geomorphological units (K1).
Stratigraphic research was divided into five rock units, with sequences from old to young are: Nglanggran basaltic closed fabric breccia units, Nglanggran basaltic open fabric units, Nglanggran tuffaceous unit, Wonosari boundstone units, and Shaly to pebbly unconsolidated sediment unit. Geological structures formed in the study area are joints (shear joints and tension joints), Kali Opak and Kali Oyo normal fault, Kedungjati sinistral fault, Selopamioro and Srunggo dextral faults.
Natural resources found in the study area consists of land resources, water resources. Natural disasters in research are soil movement, floods, and earthquakes.
For the specific problem the author are trying to raise about the analysize of Opak Fault based on gravity data. Based on data cross section intepretation of Pundong and Imogiri line, the conclusion is we can observe that the layer of limestone (2,7 gr/cm3) included in Wonosari Boundstone unit. Breccia unit (2,6 gr/cm3)in geological map included in Nglanggran closed fabric Basalte breccia unit or Nglanggran open fabric basaltic breccia unit. Volcanic sediments and pebbly sandstone in the geological map included in shaly to pebbly unconsolidated sediment unit.
Oleh :
Al-Hussein Flowers Rizqi
Mahasiswa Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Jl. Babarsari, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281
Email : [email protected]
SARI
Keberadaan Sungai Opak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikontrol oleh Sesar Opak masih menuai banyak kontroversi mengenai jenis dan pergerakan sesar yang diduga menjadi penyebab gempabumi 2006 silam. Metode gaya berat (gravitasi) adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran medan gravitasi. Metode ini memiliki tujuan membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya sehingga struktur bawah permukaan dapat diketahui. Keberadaan sesar Opak dapat diketahui berdasarkan perbedaan nilai anomaly gravitasi. Pengukuran di daerah penelitian dilakukan sebanyak 2 lintasan dengan panjang masing-masing lintasan 1,6 km. Penentuan lintasan memotong sungai Opak yaitu berarah timur – barat. Dari pengambilan data dilakukan pemrosesan data menggunakan software gravitasi (Grav 2 DC) sehingga didapatkan hasil berupa peta anomaly gravitasi dan penampang dari kedua lintasan. Berdasarkan data dan intepretasi penampang di lintasan Pundong maupun Imogiri dapat diintepretasikan bahwa di daerah penelitian dijumpai adanya sesar yang diduga keberadaannya berdasarkan metode gravitasi. Hal ini menunjukkan bahwa Sesar Opak yang sekarang ini berupa sesar turun walaupun mungkin dulunya berupa sesar geser mengkiri yang mengalami reaktivasi.
ABSTRACT
The Opak river at Bantul regency, Daerah Istimewa Yogyakarta which is controlled by Opak fault still has many controversy in the name of the fault movement. This fault caused the earthquake in last 2006. The gravity methode is one of geophysics methode which is based by the gravity measurement. This methode has a purpose in difference the density of material toward the surrondings environtment so that the subsurface structure can be intepreted. The location of Opak fault can be known by the difference of gravity anomaly. The measurement in the research area conducted by 2 tracks with each leght is 1.6 kilometres. The determination of tract is based by crossing the Opak river that is direction of east – west. From the data input, the data will be processing in gravity software ( Grav 2 DC) so the result is the gravity anomaly map and the cross section from the 2 tracks. Based on data and the intepretation of the cross section in Pundong and Imogiri, the intepretation is in the research area there a fault which can be known its existence by gravity methode. It shows that nowadays the Opak fault is a normal fault although at the past the fault was a sinistral fault which is reactive.